Home Ekonomi Toko Tani Indonesia Responsif Stabilkan Harga Cabai

Toko Tani Indonesia Responsif Stabilkan Harga Cabai

Jakarta, Gatra.com - Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat menstabilkan harga merah keriting dan cabai rawit merah yang kenaikannya cukup tinggi dalam dalam dua pekan terakhir.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Senin (8/7), pihaknya langsung menggelar Pasar Cabai Murah melalui di TTIC Pasar Minggu Jakarta Selatan dan TTIC di Jl. Tentara Pelajar No.1 Bogor, serta di 30 outlet Toko Tani Indonesia (TTI) yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang.

Menurutnya, Pasar Cabai Murah digelar setelah Kementan memantau pergerakan harga kedua jenis cabai tersebut masih cukup tinggi dalam dua pekan terakhir. Berdasarkan pantauan di portal Info Pangan Jakarta per 5 Juli 2019, rerata harga cabai merah keriting Rp63.000 per kg dan cabai rawit merah Rp59.000 per kg.

"Gelar Pasar Cabai Murah melalui TTIC/TTI ini merupakan respons cepat yang kami lakukan, karena melihat ada kecenderungan harga cabai merah yang masih tinggi. Melalui gelar pasar murah ini, diharapkan harga cabai bisa turun dan kembali normal," ujar Agung.

Selain di TTIC Jakarta dan Bogor, gelar pasar cabai murah juga dilaksanakan di provinsi yang harganya masih tinggi.

"Saya selalu mengingatkan kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan di daerah untuk selalu memantau perkembangan harga pangan pokok, dan melakukan langkah-langkah stabilisasi harga bila harga bergejolak, sehingga dapat menekan dampak inflasi dan membantu masyarakat mendapatkan harga yang wajar," katanya.

Menurut Agung, TTIC/TTIC merupakan outlet gapoktan yang memiliki peran strategis dalam menyalurkan harga pangan yang wajar ke masyarakat menengah ke bawah.

"Lokasi TTI yang tersebar di sekitar pemukiman masyarakat, diharapkan dapat langsung menyentuh konsumen akhir dan tepat sasaran," ujar Agung.

Dalam gelar pasar murah tersebut, cabai merah keriting dan cabai rawit merah dibandrol pada harga Rp35.000 per kg dan Rp36.000 per kg, baik di TTIC maupun di TTI. Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP, Risfaheri, menambahkan, pihaknya menggelontorkan cabai sebanyak 2 ton pada hari Minggu dan sejumlah 1 ton pada hari ini.

"Pasokan cabai untuk gelar pasar murah ini kami upayakan terus tersedia, hingga harga stabil. Cabai kami datangkan langsung dari gapoktan PUPM cabai binaan Kementan, sehingga disparitas antara harga di produsen dengan pedagang bisa ditekan, dan harga cabainya lebih rendah dari pasar supaya masyarakat terbantu," kata Risfaheri yang juga penanggung jawab TTIC/TTI.

Dalam gelar pasar murah cabai di TTIC/TTI ini, antusiasme masyarakat cukup tinggi untuk berbelanja, sehingga event ini sangat membantu masyarakat. Yuni, warga Lenteng Agung dengan tertib antre bersama masyarakat lainnya untuk membeli cabai di TTIC Pasar Minggu.

"Alhamdulillah, saya senang dengan gelar cabai murah di TTIC Kementan ini. Selain kualitasnya bagus, masih fresh, harganya juga sangat murah dibanding di pasar yang mencapai Rp65.000 per kg untuk cabai merah keriting, dan Rp55.000 per kg untuk cabai rawit. Di TTIC harganya hanya setengahnya," ungkap.

TTIC/TTI merupakan instrumen dalam upaya stabilisasi harga pangan yang digagas BKP Kementan. Saat ini, sudah ada 32 TTIC yang tersebar di 32 provinsi di Tanah Air dan 3.899 TTI.

Sementara itu, Rahmat, pengelola TTI Koperasi Wigati Lenteng Agung berkomitmen untuk menjual bahan pangan sesuai harga yang ditetapkan. "Kami selalu berkomitmen membantu memasarkan bahan pangan strategis dengan harga yang ditetapkan TTIC, termasuk gelar cabai murah hari ini. Masyarakat di sekitar TTI kami antusias menunggu cabai murah yang akan dijual, karena harga di sekitar TTI sudah mahal," ungkapnya.

Gelar pasar cabai murah akan dilakukan terus di Jabodetabek dan kota besar lainnya yang mengalami gejolak harga, sampai harga stabil kembali.

"Jadi jelas, TTIC/TTI Kementan ini berperan aktif dalam menjaga kestabilan harga bahan pangan pokok yang pada akhirnya berkontribusi menurunkan inflasi," kata Risfaheri.