Home Gaya Hidup Dituding Telantarkan Pasien, Dua RS di Bangko Bakal Digugat

Dituding Telantarkan Pasien, Dua RS di Bangko Bakal Digugat

Merangin, Gatra.com – Pelayanan Rumah Sakit (RS) Raudah Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi disesalkan oleh pasiennya. Akibat pelayanan yang kurang maksimal tersebut, satu pasien bayi berusia 4 bulan harus mengembuskan nafas terakhir.

Kejadian ini dialami oleh Warga Lorong Kampar Bangko, Rudi. “Pelayanannya sangat tidak memuaskan, anak saya ditangani kepada dokter umum, padahal mereka memiliki dokter spesialis,” kata Rudi, Rabu (21/8). Rudi adalah orang tua dari Hafiz Muhammad Rusli, seorang bayi berusia 4 bulan tersebut.

Rudi bercerita kejadian tersebut bermula ketika anak ketiganya itu mengalami diare. Ia membawa anaknya ke Praktik Dokter Spesialis Anak namun tidak ada perubahan. Ia kembali mendatangi dokter tersebut dan dianjurkan untuk dirawat di RS Raudah.

“Di RS Raudah, ternyata anak saya hanya ditangani oleh dokter umum. RS Raudah mengatakan akan merawat anak saya, dengan cara berkomunikasi lewat telepon dengan dokter spesialis. Karena saya ingin anak saya sembuh akhirnya saya pun setuju dengan tindakan tersebut,” ujarnya.

Saat itulah Rudi merasa pelayanan yang kurang maksimal dari RS Raudah. Ketika anaknya mengalami demam tinggi mencapai 41 derajat celcius tiba-tiba perawat RS Raudah ini memberitakan suntikan.

“Saya bilang kepada perawat, tolong hubungi dokter spesialis anak itu, anak saya sekarang bertambah parah. Namun jawaban dari perawat, dokter spesialisnya tidak bisa dihubungi. Perawat malah memutuskan untuk menyuntik anak saya melalui saluran infus,” Rudi menceritakan.

Tak berselang lama, anak Rudi mengalami kejang-kejang. Rudi panik. Perawatnya pun ikut panik. Perawat lantas merujuk ke RSUD Kolonel Abundjani di Bangko.

Ironisnya ketika dirujuk, RS Raudah tidak menyediakan ambulans. Mereka berdalih, ambulans sedang tidak berada di tempat. "Padahal ambulans ada di samping mobil saya. Saya tidak ambil peduli, saya putuskan menggunakan mobil saya ke RSUD,” ujarnya.

Ia menjelaskan setibanya di RSUD, kondisi anaknya semakin parah. Pihak RSUD meminta rekam medik anaknya, namun tidak diberikan RS Raudah sehingga pihak RSUD menyarankan agar anaknya segera dirujuk ke RS di Padang, Sumatra Barat.

“Dokter RSUD minta rekam medik, tapi tidak ada, seharusnya ketika dirujuk ke RS lain, RS awal harus memberikan rekaman medik. Ini malah tidak. Ini yang sangat saya kesalkan,” ucap Rudi.

Penderitaan keluarga Rudi tidak sampai di situ. Saat perjalanan menuju Padang menggunakan ambulans RSUD Bangko, sopir ambulans malah mampir-mampir. “Sehingga ketika sampai di Padang, anak saya sudah meninggal,” ia mengeluh.

Akibat kehilangan anak ketiganya tersebut, Rudi beserta keluarganya merasa terpukul. Rudi memutuskan akan menuntut pelayanan RS Raudah maupun  RSUD Bangko.

“Saya akan menuntut pelayanan kedua rumah sakit di Merangin terhadap anak saya. Nanti saya akan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian agar hal ini tak terulang lagi,” ujarnya menambahkan.

Sayangnya pihak RS Raudah belum dapat dikonfirmasi. “Mohon maaf, pimpinan kami sedang tidak ada. Kalau sudah ada, nanti akan kami hubungi,” kata perawat jaga RS Raudah kepada Gatra.com, Rabu (21/8).

4520