Home Internasional Hong Kong Kembali Ricuh, Petugas Menangkap 36 Orang

Hong Kong Kembali Ricuh, Petugas Menangkap 36 Orang

Hong Kong, Gatra.com - Polisi Hong Kong menangkap 36 orang selama aksi demonstrasi, Minggu (25/8), kemarin. Aksi berjalan ricuh dimana massa melempar bom molotov ke arah pasukan keamanan yang membalasmya dengan gas air mata dan semprotan air. 

Polisi menyebutkan, 36 yang ditangkap terdiri dari  29 pria dan 7 wanita yang berusia dari 12 hingga 48 tahun. Alasan penangkapan karena 
kepemilikan senjata ofensif dan melakukan penyerangan kepada polisi.
 
Di antara para demonstran yang tertangkap, terdapat seorang bocah laki-laki yang masih berusia 12 tahun. Para demonstran menyerang para petugas keamanan dengan lemparan batu bata. Enam petugas mengeluarkan pistol dan satu petugas menembakkan tembakan peringatan ke udara.
 
Seperti dilansir Reuters, Senin (26/8), perwakilan dari pemerintah Hong Kong mengatakan, "meningkatnya aksi ilegal dan kekerasan dari para demonstran yang radikal tidak hanya keterlaluan, mereka juga mendorong Hong Kong ke ambang situasi yang sangat berbahaya."
 
Pada Februari 2019, Biro Keamanan Hong Kong menyerahkan draf dokumen berisikan usulan amandemen undang-undang ekstradisi yang akan mengizinkan ekstradisi tahanan ke sejumlah negara, termasuk Tiongkok, di luar perjanjian bilateral.
 
Akibatnya, ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes draf rancangan undang-undang tersebut. Demonstrasi yang berlangsung ricuh. Kekerasan tak terelakkan antara polisi dan pendemo. Kerusuhan juga meluas secara sporadis ke beberapa titik, dan telah mencapai perbatasan antara Hong Kong dan Cina.
 
Para pengunjuk rasa, menggunakan taktik "kucing dan tikus" dan bergerak cepat ke lokasi-lokasi bangunan bekas kolonial Inggris. Mereka mendirikan barikade untuk memblokir beberapa jalan, menyusul unjuk rasa damai yang terjadi pada hari sebelumnya.
 
Pada hari-hari sebelumnya, demonstrasi memang berjalan lebih tenang. Bentrok pada hari Sabtu dan Minggu merupakan titik balik menandai meningkatnya kerusuhan.
 
Hong Kong telah diguncang protes selama tiga bulan terakhir. Mengakibatkan kendala fatal terutama pada mobilitas dan akses seperti bandara. Jadwal penerbangan sebanyak 105 menuju maupun dari Hong Kong dibatalkan.
 
Hong Kong adalah kota yang merupakan pusat keuangan utama Asia. Menghadapi krisis politik terbesarnya sejak penyerahan kekuasaan dari pemerintahan Inggris pada tahun 1997, 22 tahun silam. Pada 1 Juli lalu, unjuk rasa kembali pecah pada hari peringatan yang ke-22 tahun penyerahan Hong Kong dari kolonial Inggris ke Tiongkok.
73