Jakarta, Gatra.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyono atau yang akrab disapa Kak Seto menyebutkan bahwa pelajar yang ikut aksi unju rasa beberapa waktu lalu merupakan korban.

"Intinya mereka juga korban, korban dari lingkungan yang tidak kondusif yang menjerumuskan mereka menjadi pelaku-pelaku," kata Kak Seto saat ditemui setelah mengisi sebuah acara diskusi di RSAB Harapan Kita, Slipi, Sabtu (12/10).

Saat demo, Kak Seto sempat terjun langsung dengan menyambangi Polda Metro Jaya dan menemui beberapa anak yang ditangkap oleh aparat beberapa waktu lalu. Ia menilai bahwa untuk menghadapi para pelajar itu tidak bisa dengan cara kekerasan dan mereka tak bisa disalahkan begitu saja.

Lebih lanjut, Kak Seto beranggapan diperlukan untuk semacam Youth Center untuk bisa menampung kegiatan yang diperlukan oleh anak-anak.

"Misalnya memberdayakan kembali Youth Center, Youth Center jaman bang Ali Sadikin (Mantan Gubernur DKI Jakarta) itu, jadi anak yang agresifitasnya meledak-ledak, itu dibuang dalam bentuk main band, olahraga, jadi beprestasi," ujarnya.

Dengan adanya prestasi itu akan membuat kebanggaan pada diri anak tersebut. Ia juga mengingatkan bahwa potensi seorang anak tidak bisa hanya dilihat dari capaian akademik.

"Anak sering merasa gagal di sekolah karena potensinya gak di akademik mungkin, tapi di olahraga, di bidang kesenian, di bidang nyanyi, teater tapi karena kurang ada tempat penyaluran," ujarnya.

"Energi itu positif kalau ada tempat untuk menyalurkan," pungkasnya.