Home Ekonomi Keroposnya Ketahanan Pangan Riau

Keroposnya Ketahanan Pangan Riau

Pekanbaru, Gatra.com - Hingga saat ini, Riau masih selalu defisit beras sekitar 425 ribu ton pertahun dari total kebutuhan sekitar 600 ribu ton pertahun.

Meski depisit, Riau masih bisa segera memenuhi kekurangan itu lantaran berada di segitiga penghasil pangan sumatera; Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Selatan (Sumsel).

"Sumsel saja surplus berasnya mencapai 2,7 juta ton pertahun," kata Praktisi Pangan Riau, Darmansyah kepada Gatra.com, Kamis (31/10).

Saat ini satu kilogram beras di Riau berkisar antara Rp12 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram. Tapi pada waktu-waktu tertentu harga itu akan melonjak, terutama saat masuk momen hari besar keagamaan.

Kalaupun ada lonjakan harga kata Darmansyah, itu bukan pertanda adanya upaya mafia pangan mengeruk untung. "Itu terjadi lantaran pasokan beras untuk Riau berasal dari luar, tentu kejadian di daerah asal akan bepengaruh. Misalnya terjadi banjir, jalan putus, atau sejumlah gangguan lainya," kata mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau ini.

Kalau Riau ingin lonjakan harga tidak terjadi, tentu Riau musti punya ketahanan pangan yang mumpuni. Caranya tentu dengan menahan laju alih fungsi lahan menjadi kebun kelapa sawit atau tanaman non beras. Pemprov juga harus mulai memberikan tempat pada pangan lokal.

"Kalau beras kita defisit, Sagu Riau justru surplus. Produksi sagu kita dalam setahun bisa mencapai 200 ribu ton. Tapi sagu belum menjadi pilihan bagi masyarat meski yang mau sudah lebih banyak dari sebelumnya. Dulukan ada istilah yang mengatakan kalau sagu itu makanan orang miskin. Sekarang enggak lagi," katanya.

Di sisi lain, Direskrimsus Polda Riau, AKBP Andri Sudarmadi mengatakan kalau Tim Satuan Tugas (satgas) Pangan di Riau masih terus bekerja

"Tiap hari kita monitor harga bahan pokok (bapok) di seluruh wilayah riau. Kita berdayakan personil, baik yang di Polda maupun di Polres dan jajarannya. Kita juga selalu berkordinasi dengan Disperindag," katanya.

257