Padang, Gatra.com - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Nagari akhir pekan lalu, memutuskan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatra Barat (Sumbar) hijrah menjadi bank syariah. Semangat perubahan itu salah satunya, juga didasari nasabah Bank Nagari mayoritas umat Islam.

Menurut Kepala Humas Bank Nagari, Aulia Alfadil menuturkan, hijrahnya menjadi bank syariah itu mengikuti jejak BPD Aceh dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sudah duluan menjadi bank syariah. Namun terkait perubahan ini, setidaknya Bank Nagari masih membutuhkan waktu dua tahun ke depan.

"Kita butuh persiapan panjang, setidaknya dua tahun. Namun, tergantung calon direksi terpilih nanti. Sebab direksi baru ini nanti yang memutuskan estafet Bank Nagari ke depannya. Sekarang kita masih persiapan," kata Aulia kepada Gatra.com, Rabu (4/12) di Padang.

Dari keterangannya, konversi dari bank konvensional menjadi bank syariah itu lebih didasari tuntutan semua pihak. Mulai dari masyarakat Sumbar, pegawai, stakeholder, hingga pemegang saham. Hal itu didasari hasil survei oleh lembaga konsultan. Secara prinsip, upaya itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun sebelumnya.

"Pemegang saham seratus persen aklamasi menyetujui ke bank syariah, dukungan moral dari pemerintah daerah. Kita studi banding ke BPD Aceh dan BPD NTB yang sudah dulu memulai. Bertukar pemikiran tentang bank syariah. BPD Riau sudah 70% konversi ke syariah, BPD Kalimantan Selatan juga sudah mulai," ujarnya.

Sebelumnya, menanggapi hijrahnya bank syariah itu, Ahli Ekonomi dari Universitas Andalas (Unand), Niki Lukviarman mengatakan, langkah yang dilakukan Bank Nagari sudah tepat. Apalagi, perubahan itu sesuai pula dengan keinginan masyarakat Sumbar. Kendati begitu, perubahan ke syariah itu merupakan bagian tantangan Bank Nagari ke depannya.

"Saya melihat, secara umum (syariah) ini keinginan masyarakat dan Bank Nagari merupakan milik masyarakat Sumbar. Bank Nagari ke syariah sudah menjadi keinginan masyarakat. Namun, itu tantangan dan perlu edukasi ke nasabah," ujar Niki.