Home Kesehatan Program Kesehatan Masyarakat Perlu Diintervensi

Program Kesehatan Masyarakat Perlu Diintervensi

Karanganyar, Gatra.com - Upaya menurunkan kematian ibu dan bayi serta risiko persalinan diklaim berhasil, namun tak demikian dengan tingkat pesakitan. Jumlah pasien yang berobat cenderung mengalami peningkatan.

Hal itu disampaikan Tenaga Ahli Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yuni Dwi Purwanti di Rapat Kerja Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar di Taman Sari, Kamis (12/12/2019). Menurutnya, kondisi tersebut justru menunjukkan masyarakat makin peduli kesehatannya serta mudah mengakses layanan kesehatan.

"Standar pelayanan minimal tersedia, sehingga masyarakat yang dijamin asuransi oleh pemerintah peduli memeriksakan diri. Biasanya, jenis keluhan TBC, diabetes dan hipertensi. Dari situ, pemerintah memerhatikan aspek kuratif dan rehabilitatif," jelasnya di hadapan jajaran pemerhati kesehatan masyarakat.

Kondisi tersebut menunjukkan peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan membaik. Adapun upaya promotif dan preventif itu seperti gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), desa dan kelurahan sehat serta perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) pada rumah tangga. Pada implementasinya, diperlukan pembagian peran adil antara pemerintah dengan parlemen, akademisi, media massa, dan swasta.

"Tak dapat dipungkiri, kita butuh mengadvokasi pelaku usaha untuk memfasilitasi program peningkatan kapasitas dan mendukung pendanaan," jelasnya.

Tercatat, angka kematian ibu dan bayi di Karanganyar menurun menjadi 50/1000 kelahiran hidup atau 5-6 kematian pada 2019.

Sementara itu, peran pemerintah bersama stakeholdernya dibutuhkan guna menekan kasus stunting.

Kepala Baperlitbang, Muhammad Indrayanto mengungkapkan, dalam penanganan stunting perlu intervensi terpadu dari semua pihak. Membangun komitmen bersama sekaligus mengambil langkah upaya penurunan dan pencegahan stunting melalui penerapan program kebijakan.

Disebutnya, angka stunting  di Kabupaten Karanganyar selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan, 2017 sebesar 22,4 persen, 2018 turun menjadi 13, 8 persen.

"Hingga saat ini (2019) menjadi 6,3 persen. Angka stunting tertinggi di wilayah Karanganyar berada di Kecamatan Jumapolo, sebesar 14,5 persen. Dengan adanya intervensi program tersebut diharapkan wilayah Kabupaten Karanganyar dapat bebas stunting pada 2020," katanya.

Dijelaskannya, apabila ibu hamil sudah didata melalui Dinas Kesehatan Karanganyar (DKK), ibu hamil bisa diberi ruang untuk konsultasi, disamping pemerintah memperkuat kelembagaan di Dispermasdes sehingga ada pendampingan dan memberikan edukasi sesuai kebutuhan mereka. 

74