Home Ekonomi Tak Melaut karena Amukan Gelombang Tinggi, Ribuan Nelayan Cilacap Makan Tabungan

Tak Melaut karena Amukan Gelombang Tinggi, Ribuan Nelayan Cilacap Makan Tabungan

Cilacap, Gatra.com – Ribuan nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah  libur melaut  karena tingginya gelombang. Salah satunya di kawasan nelayan Pandanarang, Cilacap. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka memanfaatkan tabungan shiping.

Menurut Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang, Tarmuji,  semua nelayan memilih tidak melaut lantaran takut  pada gelombang tinggi yang sangat berbahaya. Terlebih, hampir semua nelayan di Pandanarang adalah perahu kecil berbobot kurang dari lima gross ton. “Kalau perahu kecil sangat berbahaya. Tidak berani melaut kalau gelombangnya tinggi,” ucapnya, Senin (3/6) sore . 

Padahal, kata Tarmuji, itu bukan kali pertama nelayan Pandanarang libur melaut. Selama April dan Mei lalu, mereka juga tidak melaut lantaran  gelombang yang tinggi dan cuaca buruk di perairan selatan. Praktis, nelayan menganggur. Di lain sini, selayaknya muslim lainnya, nelayan pun tengah bersiap merayakan Idulfitri 1440 Hijriyah.

“Ya akhirnya mengambil tabungan di koperasi. Bagi yang memiliki tabungan,” ucap Tarmuji.

Tarmuji mengemukakan, tiap nelayan di Kelompok Nelayan Pandanarang wajib menabung. Ada sistem tabungan wajib dan tabungan shiping atau melaut. Tabungan itu langsung diambil dari hasil lelang ikan nelayan di TPI Pandanarang. “Yang tabungan wajib itu satu persen. Kalau yang shiping itu setengah persen,” ujarnya.

Dari hasil tabungan itu, rata-rata nelayan Pandanarang yang berjumlah sekitar 190 orang rata-rata memiliki tabungan di atas Rp1 juta. Bahkan, ada beberapa yang tabungannya menembus Rp4 juta. Tetapi, ada pula yang tabungannya cuma Rp300 ribu. “Lebarannya nanti mengandalkan tabungan. Bisa buat beli baju buat anak,” kataya.

Sementara, Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Deas Rivai, mengatakan bahwa BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan  pada 3-6 Juni 2019.

Dalam rentang waktu itu, tinggi gelombang diperkirakan  2,5 – 4 meter. Itu terjadi menyeluruh di perairan selatan Jawa Tengah, yakni Cilacap, Kebumen, Purworejo hingga Yogyakarta, baik di perairan maupun Samudra Hindia.

Dia memperingatkan para pengguna transportasi  air untuk memperhatikan risiko tinggi keselamatan pelayaran. Sebab, kapal besar seperti kargo atau pesiar pun tak luput dari ancaman ombak di atas empat meter dan kecepatan angin lebih dari 27 knot.

Ombak setinggi itu lebih berbahaya  bagi perahu berukuran lebih kecil. Seperti diketahui, rata-rata nelayan Cilacap  berperahu kecil, ukuran  5-7 gross ton (GT). “Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi  untuk  selalu waspada,” ucapnya.

 

447