Home Politik Turap Diusulkan Jadi Solusi Menahan Abrasi di Riau

Turap Diusulkan Jadi Solusi Menahan Abrasi di Riau

Pekanbaru, Gatra.com - Penanaman pohon bakau di sejumlah kawasan terdampak abrasi, harus dibarengi dengan pendekatan pembangunan fisik,  seperti pemecah ombak dan turap. 

Anggota DPRD Riau Solihin Dahlan mengungkapkan, bila upaya penanganan abrasi hanya memprioritaskan penanaman pohon bakau, maka hal tersebut hanya efektif di kawasan dengan perairan kecil. 

"Kalau daerah abrasi itu berhadapan dengan ombak Selat Malaka dan berpasir, menanam bakau kurang efektif, sebab hempasan ombak akan menghanyutkan tanaman bakau tadi," kata Solihin kepada Gatra.com, Senin (8/7). 

Legislator asal Bengkalis ini mengatakan, menahan laju abrasi dengan turap merupakan solusi cepat dan efesien dibanding menanam bakau atau pun merangkai batu pemecah ombak. 

"Batu pemecah ombak itu memang bagian dari upaya melawan abrasi, tapi tidak serapat turap. Kalau sedang pasang, maka hempasan ombak juga akan masuk, kalau turap kan lumayan bisa meredam," katanya. 

Saat ini, abrasi menjadi persoalan yang sangat serius di sejumlah kawasan di Riau, seperti Pulau Rupat, Pulau Bengkalis, dan sebagian kawasan di Kepulauan Meranti. Masalah ini juga menarik perhatian pemerintah pusat, lantaran menyangkut kedaulatan negara. 

Gubenur Riau Syamsuar juga sudah membicarakan persoalan ini ke pemerintah pusat. Pasalnya ini menyangkut kerugian yang akan di derita masyarakat yang bermukim di sejumlah pulau terluar milik Indonesia.

Pembangunan turap untuk mencegah abrasi, pernah digalakkan oleh Pemerintah Provinsi (pemprov) Riau pada periode 2009-2014. 

Pendekatan ini juga dilakukan di kawasan pedalaman sungai yang rentan tergerus abrasi, misalnya di daerah aliran sungai Siak. 

Solihin mengakui, pembangunan turap pantai untuk menahan abrasi terbilang mahal. Dia memperkirakan, untuk 100 meter turap akan menyedot duit sekitar Rp1 miliar. Tapi apapun itu, lantaran ini persoalan abrasi yang mau tak mau akan menggerus kedaualatan negara, ini musti diatasi dan harus menjadi masalah negara. Biar persoalan anggaran bisa diatasi. 

"Coba bayangkan kalau lagi musim angin selama tiga bulan dan setiap bulan lahan yang menyusut lebih kurang 1 meter. Akan seperti apa jadinya, jadi ini memang harus direspon secepatnya," ujar Solihin.

 

314