Home Internasional Turini Tiba di Indonesia Setelah 21 Tahu Hilang di Saudi

Turini Tiba di Indonesia Setelah 21 Tahu Hilang di Saudi

Riyadh, Gatra.com - Turini binti Mashari Tarsina, WNI yang hilang dan overstay selama 21 tahun di Arab Saudi, dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Indonesia, pukul 02.30 WIB dini hari, Senin (22/7). Dia diberangkatkan dari Arab Saudi pada Minggu kemarin.

Turini didampingi oleh staff Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Muhammad al-Qarni. Dia dipulangkan ke Indonesia bersama dengan 8 WNI kurang beruntung yang sudah menyelesaikan proses izin keluar (exit permit) di Imigrasi Saudi. Mereka diberangkatkan dari Rumah Harapan Mandiri (RUHAMA) KBRI Riyadh. KBRI Riyadh lebih memilih idiom “WNI belum beruntung” daripada label “WNI Bermasalah” dengan alasan kemanusiaan.

Acara perpisahan di RUHAMA KBRI Riyadh berlangsung haru. RUHAMA adalah tempat menampung para WNI yang sedang menghadapi permasalahan ketenagakerjaan dan hukum di Arab Saudi sebelum dipulangkan oleh KBRI ke Indonesia.

Duta Besar RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, dalam keterangan tertulis, menjelaskan bahwa saat ini rumah singgah KBRI Riyadh dihuni oleh 170 WNI yang menghadapi berbagai masalah di Saudi. Mayoritas mereka adalah disebabkan masuk ke Saudi dengan visa kunjungan yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk bekerja.

Baca juga: Menghilang 21 Tahun, WNI Ini Ditemukan di Pedalaman Saudi

Faktor inilah yang menyebabkan mereka tidak terdata di KBRI, sehingga KBRI kesulitan untuk memberikan perlindungan dan monitor keberadaan mereka. KBRI Riyadh seringkali  mengetahui data mereka justru ketika para pekerja migran tersebut mengalami masalah.

Banjir WNI dengan dokumen nonprosedural ini merupakan pemandangan sehari-hari dan justru terjadi setelah adanya moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Saudi Arabia. Dubes Maftuh berharap ada langkah luar biasa (extraordinary effort) untuk menertibkan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi. Meski demikian, KBRI dalam melayani tidak pernah melakukan diskriminasi. KBRI melayani semua WNI yang datang dengan visa apa pun.

Terkait dengan denda overstay para WNI yang belum beruntung ini, KBRI Riyadh berusaha melakukan komunikasi dengan Kerajaan Arab Saudi untuk membebankan ke para majikan. Pada sisi lain, Saudi juga membantu lewat Kantor Dinas Sosial Pemerintah Saudi Arabia.

Maftuh menegaskan bahwa KBRI Riyadh akan selalu konsisten menghadirkan negara untuk membantu para WNI di Saudi dan akan selalu melakukan terobosan untuk memecahkan segala kebuntuan dalam diplomasi kemanusiaan ini.

411