Kebumen, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah berkoordinasi dengan sejumlah instansi dan lembaga lain untuk program penanaman pohon di wilayah rawan kekeringan.
Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Kebumen, Eko Widiyanto mengatakan, penanaman pohon tersebut merupakan skema penanganan jangka panjang krisis air bersih dan kekeringan yang tiap tahun melanda Kabupaten Kebumen.
Koordinasi tersebut harus dilakukan dengan Perhutani, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanahan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Dinprkim LH) untuk pengadaan bibit tanaman keras. Sebab, BPBD tidak bisa mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bibit tanaman.
“Kita mensosialisasikan penanaman tanaman keras di wilayah rawan kekeringan. Tapi kalau dari kita program pengadaan bibit tidak ada. Itu ranahnya Kehutanan atau nanti di Dinperkim LH. Jadi yang kita pengadaan bibit untuk mengatasi itu tidak ada Mas,” kata Eko, di Kebumen, Rabu (14/8).
Dia menerangkan, sasaran penanaman pohon adalah wilayah rawan terdampak kekeringan. Sejauh ini, sebanyak 20 desa di delapan kecamatan sudah mengalami krisis air bersih dan dikirimi air bersih. Hingga hari ini, tercatat sebanyak 118 tangki bantuan air bersih terkirim.
“Sudah 20 desa di delapan kecamatan. Kita akan mengirimkan terus sepanjang musim kemarau,” ujarnya.
Eko mengemukakan, tahun ini BPBD menganggarkan sebanyak 1.450 tangki bantuan air bersih untuk persiapan penanganan dampak kemarau. Diperkirakan sebanyak 60 desa di 18 kecamatan wilayah Kebumen bakal mengalami krisis air bersih.
Selain untuk pengadaan air bersih, BPBD juga menggandeng berbagai pihak, seperti BUMN, perbankan, perusahaan swasta dan kelompok masyarakat yang peduli dengan bencana kekeringan Kebumen.
Tahun lalu, Jumlah bantuan air bersih di luar alokasi dari APBD mencapai 515 tangki. Total, pada 2018 sekitar 1.800 tangki air bersih dikirimkan ke wilayah yang mengalami kekeringan.
