Home Kebencanaan Sungai Juwana Dinormalisasi, Progresnya Capai 55 Persen

Sungai Juwana Dinormalisasi, Progresnya Capai 55 Persen

Pati, Gatra.com - Progres pengerjaan normalisasi Sungai Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tahap pertama saat ini sudah mencapai 55 persen. Proyek yang dianggarkan sebesar Rp32,8 miliar dan dimulai sejak Mei dan ditargetkan rampung Desember mendatang. 
 
Proses pengerjaannya dilakukan dari hilir atau dari jembatan menuju ke muara sungai dengan panjang aliran sejauh 5 kilometer. Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Ruhban Ruzziyatno.
 
Dari hasil pantauan sungai diperkirakan memiliki kedalaman hingga 5 meter dengan lebar 50-80 meter. Hanya saja setiap tahun diperkirakan mengalami pendangkalan sekitar 20 sentimeter. 
 
"Sedimentasinya tinggi di sungai ini. Banyak faktor, salah satunya karena dipengaruhi geologi tanahnya. Kemudian banyak tanaman musiman. Hal itu membuat erosi lahan cepat terjadi," ujar Ruhban, Sabtu (19/10). 
 
Selain itu persoalan lain juga ditemukan pada normalisasi sungai di wilayah yang memiliki panjang 60 kilometer dan 29 anak sungai tersebut. Misalnya dijadikan bersandarnya kapal besar penangkap ikan dan bangkai kapal yang belum diangkat. 
 
"Akibatnya jika musim hujan banyak membawa tanah dari pegunungan yang nantinya akan mengendap dan terjadilah pendangkalan," katanya. 
 
Data yang berhasil dihimpun di sejumlah titik seperti di bagian muara di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Juwana, lebarnya bahkan 20 meter, dengan kedalaman berkisar 2 meteran. Kondisi itu tentunya sangat berdampak pada aktivitas nelayan. 
 
Terutama untuk berlabuhnya kapal besar di atas 100 Gross Tonage (GT). Dimana kapal harus mendapat bantuan kapal penarik untuk bisa masuk ke aliran sungai dan melakukan bongkar muatan ikan di TPI. Sehingga proses normalisasi sungai harus dilangsungkan. 
 
Selepas proyek normalisasi tahap pertama rampung, selanjutnya dilanjutkan tahap kedua pada 2020 mendatang yang target pengerjaannya dilakukan pada Januari. Pada tahap ini pihaknya lebih memfokuskan untuk mengembalikan lebar dan kedalaman atau tepatnya perwajahan sungai. 
 
Pengendalian banjir juga akan dibuat dengan sistem pengendalian banjir short cut. Hal tersebut perlu dilakukan karena banyaknya kapal besar penangkap ikan yang "parkir" di sepanjang muara sungai, sehingga aliran air menjadi tidak lancar.
425