Home Ekonomi Sistem Database SIBANA, Solusi Polemik Industri Baja Hulu Hilir

Sistem Database SIBANA, Solusi Polemik Industri Baja Hulu Hilir

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Perindustrian membuat sebuah sistem data base importasi ekspor baja. Sistem ini, diharapkan mampu membuat iklim importasi baja menjadi lebih baik.
 
Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Kemenperin, Harjanto, sistem yang diberi nama SIBANA ini bertujuan untuk membangun transparansi importasi baja. SIBANA akan memuat data mengenai pelaku impor serta kebutuhan pasar dalam negeri.
 
"Tidak ada nanti antara hulu dan hilir keraguan kenapa mereka diberikan impor dan sebagainya. Karena kan transparansi penting," katanya di Jakarta, Jumat (6/11).
 
Baca juga: Oversupply Baja Tiongkok Pukul Industri Baja di Indonesia 

Dengan adanya transparansi ini, lanjut Harjanto, diharapkan terbangunnya jaringan antara industri hulu dan hilir. Kedua belah pihak akan mengetahui kebutuhan masing-masing industri.

"Karena dengan sistem ini, orang bisa tahu. Nanti kan ada sistem secara online, jadi kalau ada orang pesan barang, itu akan dikirim via SMS atau email, masing-masing produsen akan mendapat alert. Sehingga dia akan bisa merespons secara langsung barang ini ada atau tidak, tersedia apa nggak," jelasnya.
 
Baca juga: Didukung Importir AS, RI Minta Trump Hapus Bea Masuk Baja

Ia menambahkan, selama ini terjadi polemik antara industri hulu dan hilir terkait importasi dan produksi baja dalam negeri. Hal ini dinilainya lantaran tidak ada transparansi dan jaringan yang baik antara industri hulu dan hilir.

 
"Selama ini industri baja hulu hilir dan kebutuhan di dalam negeri selalu polemik, bahwa ini kok kenapa hilir mengimpor saja, kami yang di hulu mati karena tidak ada utilisasi rendah dan sebagainya. Dengan sistem ini kita coba membangun transparansi, networking itu," papar Harjanto.
 
Terakhir, lanjutnya, SIBANA diharapkan bisa mendorong investasi di sektor industri logam yang paling banyak impor. Selain itu, sistem ini bisa menjadi acuan dalam membuat regulasi baru terkait importasi baja.
 
"Secara transparan kita bisa lihat mana sih barang yang banyak diimpor. Kalau sudah tahu banyak yang diimpor, ini berarti kan bisa mendorong investasi masuk ke kelompok-kelompok itu," pungkasnya.
389