Home Gaya Hidup Menggiatkan Wisata Sejarah, Deskripsi, dan Budaya Tempo Dulu

Menggiatkan Wisata Sejarah, Deskripsi, dan Budaya Tempo Dulu

Semarang, Gatra.com - Adat dan budaya tempo dulu harus kembali dihidupkan, jika pemerintah benar benar serius ingin menghidupkan kembali wisata sejarah di Kota Semarang. Hal ini dikatakan oleh Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes Prof. Wasino saat menjadi narasumber di sebuah acara talkshow di Plaza Hotel, Senin (9/12). "Kalau memang Pemkot Semarang serius untuk menghidupkan wisata sejarah, maka jangan hanya membangun bangunan fisik atau merevitalisasi bangunan lama," ujar Wasino.

Menurut Wasino, meskipun Kota Semarang memiliki jejak peninggalan sejarah yang lengkap, namun tidak ada deskripsi khusus mengenai hal tersebut. "Saya kira pemerintah harus mulai mendeskripsikan semua tempat bersejarah di Kota Semarang baik itu secara verbal atau tulisan. Untuk, kemudian dikaitkan dengan Kawasan Kanjengan dan Kota Lama, tutur Wasino.

Sebab, kata Wasino, Kota Semarang memiliki banyak kawasan yang berpotensi menjadi destinasi wisata sejarah. Seperti, Kota Lama, Kanjengan, Sam Poo Kong, Kampung Melayu, Kampung Arab, Kampung Cina, Kampung Batik hingga Kawasan Candi lama dan Candi baru. "Nah, dengan adanya deskripsi, maka sejarah yang ada di berbagai tempat di Kota Semarang ini tidak akan hilang. Deskripsi ini juga menjadi acuan dalam merevitalisasi maupun menghidupkan kembali kebudayaan dan adat istiadat yang telah ditinggalkan, seperti tradisi memukul Beduk dan menghidupkan Meriam dalam acara Dukderan," terang Wasino

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Wachid Nurmiyanto menambahkan, pihaknya akan mendorong Pemkot Semarang untuk membangun kawasan-kawasan yang bersejarah lainnya. "Kami akan dorong Pemkot untuk mengembangkan tempat sejarah yang lain. Seperti Masjid Agung Semarang dan alun alunnya," tambah Wachid.

313