Home Kesehatan Dianggap Tak Menyehatkan, Berikut Fakta tentang Santan

Dianggap Tak Menyehatkan, Berikut Fakta tentang Santan

Jakarta, Gatra.com - Selama ini banyak anggapan, mengonsumsi makanan yang mengandung santan itu tidak menyehatkan. Akibatnya, orang-orang mulai beralih pada penggunaan minyak kelapa sawit.

Ahli Gizi Universitas Indonesia, Gusnedi menyebutkan bahwa sebenarnya penggunaan santan dalam proses pengolahan makanan berdampak positif. Sementara, minyak kelapa sawit justru meningkatkan konsumsi makanan yang digoreng.

"Santan itu memicu orang untuk memakan sayur lebih banyak karena apapun yang digulai itu biasanya dimasukkan sayuran. Kemudian, di santan itu kita gunakan berbagai macam bumbu bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe dan segala macam yang mempunyai antioksidan," ujarnya usai promosi doktoral di IMERI FKUI, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).

Ia mengungkapkan, santan memiliki faktor protektif, yang melindungi orang-orang terutama wanita subur untuk tidak mengalami dislipidemia atau peningkatan kadar kolestrol. Jika ditambahkan dengan sayuran, maka selain antioksidan, asupan serat dan lemaknya juga dapat.

Meskipun santan lebih sehat dibandingkan dengan minyak kelapa sawit, namun pengonsumsiannya tetap ada batasan. Kebutuhan energi harus dipertimbangkan, apalagi bagi orang yang sudah berpotensi kegemukan (obesitas).

"Untuk santan kita belum batasi. Hanya menyarankan, kita mengonsumsi bahan makanan yang diolah dengan santan maksimal 14 porsi dalam seminggu. Artinya, dalam sehari itu kita tidak boleh makan makanan yang diolah dengan santen atau minyak lebih dari 2 kali," terangnya.

Selain itu, Gusnedi juga menambahkan, agar sebaiknya pengolahan makanan bersantan tidak dipanaskan secara berulang. Sebab, santan memiliki kandungan asam lemak jenuh yang ketika dipanaskan terus-menerus dapat rusak dan akan menimbulkan dislipidemia.

2398