Home Gaya Hidup Metamorfosis Pesantren dalam Mencetak Santri-santri Terampil

Metamorfosis Pesantren dalam Mencetak Santri-santri Terampil

Cilacap, Gatra.com – Yayasan Elbayan, Cilacap, Jawa Tengah berupaya mengkombinasikan antara pendidikan pesantren, vokasi dan pendidikan formal. Dan kini, institusi pendidikan yang berlatar pesantren itu sudah memiliki perguruan tinggi. Sekretaris Yayasan Elbayan Majenang, Maslan Durori mengatakan sejarah Ponpes Elbayan dimulai sejak pra kemerdekaan, pada awal 1930-an. Kemudian, Ponpes berkembang dengan datangnya santri dari berbagai belahan penjuru Indonesia.

Merespon perkembangan dan kebutuhan zaman, yayasan bermetamorfosis dengan mendirikan Madrasah Diniyah (MI) dan lantas dilanjutkan pendirian Madrasah Tsanawiyah pada 1990-an, dan disusul kemudian membangun MA Elbayan dan SMK Komputama pada 2000-an.

Kemudian, pada 2018, Yayasan Elbayan juga mendirikan perguruan tinggi, yakni Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Komputama. “Karena sekarang pendidikan formal juga sudah menjadi kebutuhan masyarakat,” kata Maslan Durori, Selasa (21/1/2020).

Menurut dia, pendirian sekolah dan perguruan tinggi di wilayah pinggiran merupakan bagian dari perjuangan Yayasan Elbayan untuk pendidikan warga. Pusat pendidikan didekatkan ke wilayah pinggiran agar terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. “Pendidikan lebih dekat, otomatis akan memangkas biaya. Mahasiswa tidak perlu biaya kost,” ucapnya.

Selain pendidikan formal, sejak lama Ponpes Elbayan juga melakukan pendidikan vokasi atau keterampilan. Di antaranya, perbengkelan, pertukangan, menjahit, pertanian dan peternakan. Jumlah santri terkini mencapai 1.000 orang lebih. Dengan fasilitas tersebut Elbayan bertekad mencetak santri-santri terampil di bidangnya masing-masing.

Mereka beraktivitas di pesantren dan sekolah dengan jadwal yang telah tersusun. Selain itu, santri juga disibukkan dengan kegiatan peningkatan keterampilan di workshop yang tersedia di pesantren.“Sampai sekarang masih berjalan. Untuk bekal saat nanti sudah lulus dari pesantren,” jelasnya.

338