Home Teknologi Rusun di Kota Tegal Ini Didesain Hemat Energi

Rusun di Kota Tegal Ini Didesain Hemat Energi

Tegal, Gatra.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menerapkan standar rumah susun hemat energi dan ramah lingkungan yang menyesuaikan kondisi iklim di suatu daerah. Teknologi pembangunannya untuk pertama kali diterapkan dalam pembangunan rumah susun milik (rusunami) di Kota Tegal, Jawa Tengah.

Rusunami tersebut berlokasi di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat dan diresmikan penggunaannya oleh Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, Kamis (12/3). Rusunami yang dibangun oleh Kementerian PUPR selama sekitar satu tahun ini dirancang untuk kelas menengah.

Rusunami yang akan dijadikan percontohan tersebut memiliki 12 unit dengan ukuran 4 meter x 5 meter dan 5 meter x 4 meter. Tiap unit dilengkapi dua kamar, satu kamar mandi, dan dapur.

Ketua Tim Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kemen PUPR Muhammad Nur Fajri Alfatar mengatakan, pembangunan rusunami tersebut menggunakan teknologi perancangan desain pasif.

"Dalam perancangan desain pasif sumber daya alam dimanfaatkan untuk menciptakan kenyamanan thermal di dalamnya. Jadi meminimalkan penggunaan energi listrik seminimal mungkin," kata Fajri di sela acara peresmian.

Fajri menjelaskan, penggunaan teknologi perancangan desain pasif menerapkan sejumlah prinsip. Salah satunya adalah mencegah panas dari luar masuk ke dalam ruangan.

Penerapannya dalam struktur bangunan yakni dengan adanya tritisan untuk memotong radiasi sinar matahari dan dinding yang dilapisi dengan insulasi agar tidak ada panas yang masuk ke dalam ruangan melalui dinding.

"Kemudian jendelanya dirancang supaya panas tidak banyak masuk tapi ventilasasi tetap bisa kita nikmati," ujar Fajri.

Prinsip lainnya yang diperhatikan yakni membuang sebanyak mungkin panas di dalam ruangan. Hal ini diterapkan dengan pembuatan tempat khusus di dak atas untuk ventilasi.

"Itu gunanya ketika malam itu nanti strukturnya didinginkan. Jadi nanti struktur yang dingin akan mendinginkan udara di ruangan," jelas Fajri.

Selain itu, struktur bangunannya disebut Fajri sudah dirancang agar tahan dari goncangan gempa. Agar tahan gempa, pondasi bangunan ditanam di tanah dengan kedalaman hingga 30 meter lebih.

"Sudah diatur agar tahan gempa, karena itu persyaratan mutlak. Sudah memenuhi persyaratan tahan gempa dengan peta gempa terbaru, 2017," sebutnya.

Menurut Fajri, pembangunan rusunami tersebut juga menyesuaikan dengan kondisi iklim di Kota Tegal. Tim peneliti sebelumnya sudah melakukan kajian ihwal iklim di Kota Bahari mulai dari suhu udara, kelembaban hingga arah angin.

"Jadi desainnya hanya mungkin cocok untuk iklim di Tegal, tapi belum tentu cocok dengan iklim daerah lain. Tapi beberapa parameter itu nanti akan coba kita tarik generalisasinya sehingga untuk daerah lain yang punya tipikal iklim berbeda bisa mengadopsi teknologinya," ujarnya.

Menurut Fajri, rusunami tersebut merupakan eksperimen dan akan dijadikan prototipe pembangunan rumah susun atau apartemen di daerah-daerah lain. Nantinya masih akan dilakukan penelitian lanjutan dan evaluasi setelah rusunami ditempati hingga ditemukan standar yang ideal untuk pembangunan rumah susun hemat energi dan ramah lingkungan.

"Kementerian PUPR akan coba menstandarisasi. Jadi ke depan misalnya pembangunan apartemen baru untuk kelas menengah itu diharapkan mengikuti standar dan deadline yang sudah tetapkan," ujarnya.

Fajri menambahkan, rencananya Kementerian PUPR juga akan membangun rumah susun serupa yang diperuntukkan untuk kelas menengah ke bawah. "Ini baru tahap pertama, tahap kedua nanti untuk kelas menengah ke bawah seperti tipe rusunawa," ujarnya.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Tegal Eko Setyawan mengatakan, rusunami akan diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan menengah.

"Karena ini rusun eksperimen, nanti penghuninya tidak hanya tinggal tapi harus ikut program eksperimen. Untuk itu, yang menghuni tahap awal nanti ASN. Nanti kami seleksi," ujarnya.

Eko menyebut, pembangunan rusunami dengan struktur bangunan yang hemat energi dan ramah lingkungan tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. "Setelah eksperimen selama dua tahun harapanya nanti ditemukan formulasi ideal dan nanti dibangun lagi rumah susun di sebelahnya," ujarnya.

2715