Yogyakarta, Gatra.com – Kawasan sentra wisata dan niaga Malioboro di Kota Yogyakarta menerapkan langkah-langkah pencegahan virus Corona Covid-19. Tempat parkir disemprot disinfektan dan pedagang diminta libur jualan dahulu jika sakit.

Pedagang sekaligus Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro Sujarwo mengatakan sebagian PKL memilih tidak berjualan saat ini. “Penurunan omzet lebih dari 50 persen. Wajar, karena arus wisatawan dan orang berkurang,” kata Sujarwo saat dihubungi, Rabu (17/3).

Sujarwo mengatakan, para pedagang belum berencana menutup dagangannya. Paguyuban hanya meminta pedagang yang demam atau flu supaya tidak berjualan terlebih dahulu.

“Kami tidak ingin juga dibaca oleh wisatawan bahwa kawasan Malioboro dianggap zona merah darurat Corona. Sementara baru kebijakan internal agar PKL yang terserang demam dan flu untuk tidak berjualan dan segera memeriksakan diri di puskesmas terdekat,” ucapnya.

Sujarwo mengatakan, untuk mencegahan penyebaran virus ini, sejumlah paguyuban PKL Malioboro telah menyediakan pelengkapan cuci tangan bagi pengunjung. Selain itu, bersama Pemerintah Kota Yogyakarta, para pedagang akan menggelar acara bersih-bersih, Jumat (20/3).

“Bersih-bersih sekaligus juga kampanye hidup bersih dan sehat. Hal ini diharapkan memberi ketenangan kepada pengunjung saat datang ke Malioboro,” katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho menyatakan personel gabungan telah menyemprot beberapa lokasi dengan disinfektan.

Lokasi itu terutama tempat parkir di sekitar Malioboro, seperti di Jalan Abu Bakar Ali, Ngabean, Senopati, Sriwedani, dan Limararan. “Sebelum penyemprotan disinfektan, masyarakat sekitar juga sudah melakukan kerja bakti bersih lingkungan,” katanya.

Agus mengatakan, pengecekan suhu badan ke masyarakat juga akan digelar di tempat-tempat parkir di Malioboro. Pihaknya masih menunggu alat cek suhu badan. "Kami sudah pesan kepada penyedia jasa, tetapi belum datang saat ini. Semoga dalam waktu dekat sudah tersedia dan bisa digunakan," ucapnya.