Home Gaya Hidup Antara Polisi, Merah Putih dan Talang Mamak Inhu

Antara Polisi, Merah Putih dan Talang Mamak Inhu

Indragiri Hulu, Gatra.com - Langkah Jamaluyin Hariyadi tiba-tiba tertahan saat telinganya mendengar suara-suara yang tak biasa di kejauhan, dua hari lalu. Niat untuk masuk ke rumah papan sederhana miliknya, sontak urung. Lelaki 55 tahun ini mulai risau. 
 
Jantungnya makin berdegup kencang saat suara-suara itu semakin jelas terdengar dan mengarah ke kampungnya, Desa Siambul Kecamatan Batang Gangsal Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Spontan dia memanggil para tetangga. "Aku tak tau siapa yang datang ni, hati-hatilah," Jamal setengah bergumam dalam bahasa Talang Mamaknya yang kental. Matanya nampak awas.   
 
Brigadir Habibi Simamora yang kemudian berbaur di antara para lelaki Talang Mamak itu, hanya senyam-senyum menengok tingkah Jamal. "Itu rombongan Pak Kapolres yang datang," bisik Bhabinkamtibmas Desa Siambul ini ke telinga Jamal. 
 
Mendengar itu, Jamal baru menarik napas lega. Dia lupa kalau sebelumnya Habibi sudah memberi tahu soal kedatangan AKBP Efrizal. Hanya saja lelaki ini enggak menyangka kalau Efrizal membawa rombongan banyak; sekitar 50 orang.   
 
Dan senyum Jamal pun akhirnya merekah saat seorang lelaki tegap menyongsong dan menyalaminya. "Apa kabar, Pak?" Efrizal menyapa ramah. 
 
Tak terasa suasana mengalirkan keakraban, layaknya jamuan dan pertemuan keluarga yang datang dari jauh. Jamal langsung membentangkan bendera merah putih yang disodorkan Efrizal. 
 
"Sebentar lagi kita akan merayakan hari kemerdekaan RI yang ke-75. Tolong semua keluarga saya di sini, sama-sama mengibarkan bendera-bendera ini, ya. Walau kalian di sini, semangat kemerdekaan harus selalu dikobarkan," pinta alumnus Akpol 2000 ini sambil menatap Jamal. 
 
Yang ditatap nampak semakin semangat. Haru lelaki 43 tahun ini menengok tingkah Jamal itu. "Mereka semua saudara kita, yang harus diberi tahu tentang arti sebuah kemerdekaan dan makna bendera merah putih ini, meski mereka di pedalaman. Semangat patriotisme tidak hanya milik orang kota, tapi juga mereka. Menjaga hutan mereka, adalah bagian dari semangat patriotisme itu," ujar ayah dua anak ini kepada Gatra.com yang ikut bersama rombongan, serius. 
 
Di Inhu kata Efrizal, ada enam kecamatan yang menjadi perkampungan suku Talang Mamak; Kelayang, Rakit Kulim, Batang Gansal, Batang Cenaku, Peranap dan Rengat Barat. Tinggal dua kecamatan yang belum "dijamah". "Yang dua kecamatan lagi itu menjadi atensi bagi kami. Alhamdulillah, saya berterimakasih kepada semua Babhinkamtibmas yang sudah selalu berbaur dengan mereka demi menumbuhkembangkan semangat kamtibmas dan kecintaan kepada Tanah Air," ujar Efirizal.
         
Efrizal tahu, tidak mudah bagi para Babhinkamtibmas tadi untuk menjangkau perkampungan suku Talang Mamak itu. Sebab medannya cukup berat. Efrizal sendiri sudah merasakan itu. Ke Desa Siambul itu saja, Efrizal harus menghabiskan waktu sekitar tujuh jam perjalanan, padahal jaraknya dari Rengat ibukota Kabupaten Inhu, cuma 80 kilometer. 
 
Khusus ke Desa Siambul, Efrizal sengaja memboyong Bhayangkara Jeep Community (BJC). Seratusan bendera merah putih dan sembako untuk 100 kepala keluarga Talang Mamak, diboyong. "Mereka ingin bersama-sama dengan kita dan masyarakat Talang Mamak, menggelorakan semangat kemerdekaan itu," terang Efrizal. 
 
Dalam kepolosannya, Safar, salah seorang kerabat Jamal mengaku salut dengan Efrizal yang sudah jauh-jauh mau datang ke kampungnya, membawa sembako pula. 
 
"Kami senang dengan Pak Polisi yang sudah datang menengok kami, memberikan kami bantuan dan mengajari kami soal kecintaan kepada Negara. Terus terang kami ini orang tak berpendidikan, tempat kami pun jauh di pedalaman. Kami butuh pengajaran," kata Safar dalam logat Talang Mamaknya yang kental. Mata lelaki ini menatap jauh. Menatap deretan jeep yang mulai bergerak kembali ke Rengat, menembus senja yang sudah menjemput. 
 
698