Home Ekonomi Peluang di Masa Pandemi, Waktu Luang untuk Bisnis Ikan Hias

Peluang di Masa Pandemi, Waktu Luang untuk Bisnis Ikan Hias

Gunungkidul, Gatra.com – Pandemi Covid-19 memaksa hampir sebagian besar masyarakat untuk membatasi aktivitasnya. Banyaknya waktu luang di rumah membuat mereka yang kreatif punya ide-ide baru demi menambah pemasukan.

Salah satunya adalah Kismawa Sales Wibawa, pemuda 25 tahun asal Wareng, Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang membuka peluang usaha dari  jual beli ikan predator. Dengan modal Rp300 ribu, perputaran uang bisnis itu kini mencapai Rp3 juta sampai Rp8 juta per bulan.

Kismawa mengungkapkan semula dirinya hanya iseng mencoba berbisnis ikan predator. “Awalnya Juni kemarin saya membeli ikan guppy. Tapi kemudian mati, karena kurang baik merawatnya,” kata Kismawa, Rabu (23/12).

Suatu kali, karyawan perusahaan swasta itu main ke rumah seorang temannya yang anggota komunitas pecinta reptil. Ia melihat rekannya itu memelihara ikan chana maru. Kismawa pun ikut tertarik berbisnis ikan. “Saya awalnya membeli ikan chana auranti di Sleman dengan harga Rp300 ribu,” katanya.

Foto ikan itu kemudian diunggah sebagai story di status WhatsApp. Tak berselang lama, seorang kenalan tertarik untuk membeli ikan itu dua kali lipat harga beli Kismawa, Rp600 ribu. “Saya gunakan uangnya untuk membeli dua ikan, rak, dan akuarium,” katanya.

Seiring waktu, ikan-ikan Kismawa makin banyak dan laris dibeli. Ia mampu menjual 20 - 60 ekor ikan predator melalui komunitas ikan dan media sosial. Jenisnya macam-macam, dari channa maru, channa auranti, pulcra, asiatika, hingga yellow sentarum. Di Gunungkidul, semua jenis ikan predator disebut ikan gabus.

“Tidak saya jual di pasar. Lebih memilih lewat WhatsApp atau media sosial, kemudian bertemu dengan pembeli di lokasi yang disepakati. Masih khawatir dengan Corona kalau di lokasi yang banyak orang,” katanya.

Kismawa menyebut perputaran uang dari jual beli ikan mencapai Rp3 juta sampai Rp8 juta per bulan. Dari jumlah itu, ia mampu meraup cuan atau keuntungan antara Rp1 juta sampai Rp3 juta per bulan. “Jumlah akuarium yang saya miliki sekarang sudah 22 dan ikannya sudah ratusan,” kata dia.

Menurutnya, prospek bisnis ikan cukup menjanjikan. Sebab modalnya tak terlalu besar dan perawatannya mudah. “Ikannya tidak mudah mati. Tidak membutuhkan pompa udara juga. Kalau untuk makanan bisa dikasih jangkrik, ikan kecil, atau udang. Jadi murah dan mudah perawatannya,” katanya.

Kismaya mengatakan saat ini semakin banyak orang berbisnis ikan predator. Ia pun mulai menerapkan strategi bisnis agar mampu tetap bersaing.

“Dulu saya lebih banyak jual anakan. Sekarang sudah mulai melakukan pembesaran. Ketika sudah jadi indukan baru dijual. Jadi lebih mementingkan jual kualitas. Meski lebih sedikit yang dijual, perputaran uang tetap sama,” ucapnya.

Bisnis ikan hias di masa pandemi ini juga ditekuni Tono, 33 tahun, seorang guru asal Sedayu, Bantul, DIY. Ia menjual ikan black gold, platty blacktail, dan guppy. Ia semakin tertarik menjalani wirausaha ini setelah berhasil mengembangkan usaha jual beli burung.

“Saya bisnis pembibitan ikan hias. Sudah ada kerja sama, ada yang mau menampung bibit ikan saya,” ucapnya.

1449