Home Kesehatan Indonesia Darurat Serat, Internis: Siapkan Proteksi

Indonesia Darurat Serat, Internis: Siapkan Proteksi

Jakarta, Gatra.com – Chef Yuda Bustara, mengatakan, bahwa Indonesia darurat serat. Pasalnya, mayoritas warganya kurang mengonsumsi makanan berserat atau sayur dan buah.

"[Sebanyak] 95% dari data Depkes kalau Indonesia itu darurat serat. 95% orang di Indonesia kekurangan sayur," ungkapnya dalam webinar dan peluncuran porduk asuransi teranyar hasil kolaborasi BCA dan AIA, Prima Extra pada Kamis (25/2).

Vitality Ambassador untuk pilar Eat Well ini, mengungkapkan, makanan yang dikonsumsi harus sehat dan mencukupi berbagai zat yang dibutuhkan tubuh, seperti vitamin, gizi, protein, dan lainnya. Selain itu, berpikir positif dan olahraga yang cukup.

"Makannya itu harus tepat, harus seimbang, posisinya tepat. Penting saya kasih gambaran, harus ada protein, harus ada karbohidrat, dan pasti ada seratnya. Serat penting banget," ucapnya.

Sementara itu, dokter Spesialis Penyakit Dalam (Internis) Dirga Sakti Rambe, menyampaikan, sesuai data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 3 penyakit serius yang menjadi penyebab kematian utama, yakni jantung koroner, kanker, dan diabetes.

"Ini penyakit serius dan ancam siapa saja, serta usia berapa saja. Kita bisa cegah dengan pola hidup sehat," ungkapnya.

Untuk kanker, ini kasusnya kian banyak. Indonesia menduduki urutan ke-8 di Asia Tenggara dan ke-23 di Asia. Penyakit-penyakit serius itu sebagai penyumbang terbesar penyebab kematian di Indonesia. "Itu menyumbang 73% dari total kematian di seluruh Indonesia," ujarnya.

Penyebab penyakit-penyakit serius tersebut pangkalnya adalah gaya hidup tidak sehat, temasuk makanan yang tidak sehat, tidak berolahraga, merokok, minum alkohol, dan kebiasaan buruk lainnya.

Sesuai Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian, sebanyak 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami obesitas sentral, serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa.

Data WHO menyebutkan, gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi alkohol dan merokok akan meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol yang merupakan penyebab utama timbulnya penyakit serius. Namun dengan perubahan pola makan, aktivitas fisik dan pengurangan merokok, ancaman penyakit serius mampu diminimalisir.

Dirga menyampaikan, penyakit-penyakit serius bisa dicegah dan hampir semua orang tahu ilmu atau caranya. Tinggal bagaimana konsisten menerapkannya sehari-hari. Pertama, mengatur pola makan. Makanan harus cukup jumlah dan jenisnya.

"Semua zat gizi yang kita butuhkan harus tercukupi, bukan hanya penting 1 dan 2 jenis ini, tetapi semuanya itu penting," ucapnya.

Kedua, olahraga teratur atau rutin. WHO menyarankan aktivitas fisik itu paling tidak 150 menit dalam satu pekan. "Jadi sehari 30 menit, minimal 5 hari, 2 hari boleh libur itu minimalnya," ucap dia.

Selain itu, harus teratur medical check up. Semua orang di atas umur 40 tahun wajib medical check up minimal setahun sekali, enggak bisa ditawar-tawar lagi demi mendeteksi lebih dini.

"Pada akhirnya, kalau ternyata juga kita sudah jatuh sakit, ya tentu kita sebaiknya harus punya proteksi agar kita bisa fokus pada pengobatan dan pada kesembuhan," ucapnya.

Sementara itu, Presiden Direktur AIA, Sainthan Satyamoorthy, menjelaskan, Prima Extra merupakan wujud komitmen AIA dalam membantu jutaan keluarga di Indonesia hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik.

Prima Extra diharapkan dapat memberikan proteksi lebih untuk masyarakat, termasuk mereka yang dalam usia produktif. Penyakit serius masih menjadi kekhawatiran besar akibat gaya hidup yang tidak sehat, khususnya saat pandemi Covid-19.

Sainthan mengungkapkan, itu yang mendorong Prima Extra dapat diintegrasikan dengan AIA Vitality, program health & wellness yang akan terhubung dengan layanan inti perlindungan jiwa AIA di Indonesia.

Wakil Presiden Direktur BCA, Suwignyo Budiman, mengungkapkan, pihaknya melengkapi ketersediaan bancassurance dengan perlindungan yang komprehensif, berkualitas dan tepat sasaran.

"Prima Extra memberikan perlindungan terhadap 136 penyakit serius dan perlindungan lain yang dapat melindungi nasabah secara ekstra," ujarnya.

Perlindungan tersebut, di antaranya untuk penyakit kanker yang mungkin kembali terjadi, perawatan kanker dan jantung di luar negeri, serta perlindungan anak sebelum lahir.

"Risiko penyakit serius yang mengintai kalangan usia produktif, membuat masyarakat diharapkan memiliki proteksi yang maksimal dan sesuai dengan kebutuhan," katanya.

276