Home Olahraga Dokter Gizi PBSI: Umumnya, Kebutuhan Kalori Atlet Itu Besar

Dokter Gizi PBSI: Umumnya, Kebutuhan Kalori Atlet Itu Besar

Jakarta, Gatra.com – Dokter gizi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), dr. Vei, mengatakan bahwa pada umumnya kebutuhan kalori atlet memang besar karena tingginya aktivitas fisik mereka. Pemberi energi utama, tentu saja dari karbohidrat sehingga dokter gizi harus mengaturnya.

“Olahraga bulutangkis sendiri kan merupakan jenis permainan ya. Jadinya, itu yang harus kita atur karbohidratnya tuh mau yang seperti apa,” ujarnya, kepada wartawan secara daring pada Rabu (21/4).

Ia menerangkan, karbohidrat yang diberikan terhadap atlet sesusai porsi latihan supaya mereka memiliki cadangan energi serta dapat lebih bertahan ketika bermain bulu tangkis untuk durasi yang panjang.

Dokter gizi PBSI lainnya, Paulina Toding, menambahkan bahwa baru-baru ini terdapat hasil medical check-up atau pemeriksaan kesehatan. Hasil ini menjadi dasar tim dokter gizi untuk melihat persentase lemak tubuh yang perlu dikoreksi atau diperbaiki.

“Kita bukan semata-mata hanya melihat bagaimana tinggi badan dengan berat badan, tetapi kita harus melihat komposisi juga. Itu sudah ada data sih untuk semua atlet, jadi kita melihat bagaimana massa otot, bagaimana massa lemak. Nah, itu yang harus dikoreksi dari massa lemaknya,” ucap dia.

Ia juga menuturkan, memiliki rencana agar gizi para atlet menjadi tercukupi. Caranya ialah mendukung nutrisi dan gizi yang baik. Ini diharapkan dapat mencapai prestasi yang lebih baik lagi atau kondisinya baik.

Sedangkan yang membedakan antara atlet dengan orang biasa. lanjut Paulina, yaitu jumlah kalori dan massa otot. Alasannya, terdapat perhitungan pada aktivitas fisik untuk jumlah kalori tersebut.

Menurut Paulina, kalau masyarakat umum aktivitas fisiknya lebih kecil dibandingkan dengan atlet. “Sehingga pada dengan usia yang sama, pada orang umum bisa hanya sekitar 1.700 [kalori] gitu ya atau 1.800. Pada atlet itu mereka rata-rata minimal di 2.500 atau 3.000 [kalori] atau bisa lebih, itu pada wanita. Nah kalau pada pria, bisa lebih besar lagi. Jadi itu pertama, dari jumlah kalorinya.”

Ia kemudian memaparkan perbedaan yang kedua, yakni massa otot. Menurutnya, karena atlet membutuhkan ada cadangan energi berupa glukogen yang terdapat di otot, maka para dokter gizi harus memberikan asupan gizi yang cukup.

“Ya, jadi tadi perbedaannya itu ya. Jadi karena massa otot, masa komposisi tubuh dari atlet itu kan berbeda sama orang biasa, sama orang yang non-atlet. Ya, jadi itu kan akan memengaruhi metabolisme tubuh seseorang,” ujar Vei.

Upaya tim gizi ini untuk jangka panjang karena yang penting adalah atlet tahu bagaimana harus makan yang benar dan seberapa besar kalori yang dibutuhkan.

"Terus bagaimana dengan komposisi makanan yang dikonsumsinya, karbohidratnya, proteinnya, lemak, vitamin, dan mineralnya itu bagaimana. Jadi kalau berapa lama, ya saya rasa ini untuk jangka panjang ya, dan untuk seterusnya,” kata dia.

2167