Home Gaya Hidup Dirjen PPI KLHK: Indonesia Siapkan Posisinya di Isu Krusial COP26

Dirjen PPI KLHK: Indonesia Siapkan Posisinya di Isu Krusial COP26

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Dirjen PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dhewanthi, mengatakan Indonesia telah mempersiapkan posisinya terhadap beberapa isu krusial. Nantinya, hal itu akan menjadi agenda pembahasan atau perundingan di Conference of the Parties yang ke-26 (COP26) United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Glasgow, Skotlandia. 

"Dan kita juga berupaya terus sebagaimana biasanya untuk memperjuangkan keberhasilan negosiasi tersebut baik melalui jalur bilateral, regional maupun multilateral," sambungnya, dalam wawancara khusus kepada Gatra melalui Zoom pada Jumat, (13/8).

Laksmi mengatakan acara tersebut akan diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober sampai 12 November 2021 mendatang. Adapun selain persiapan agenda-agenda mengenai isu krusial dalam konteks pembahasan atau perundingan, Indonesia juga seperti biasa telah mempersiapkan jalur paralel lainnya.

Lanjutnya, hal itu bertujuan untuk memperkenalkan beberapa upaya-upaya dan implementasi kebijakan terkait dengan pengendalian perubahan iklim, adaptasi dan mitigasi pada berbagai sektor oleh berbagai macam pemangku kepentingan. Nantinya juga akan menjadi strategi Indonesia untuk mengenalkan upaya-upaya wujud dari komitmen Tanah Air di dalam acara COP UNFCCC di Glasgow mendatang.

Kemudian Laksmi menyebut Indonesia juga terus memperkuat komitmennya dalam upaya pengendalian perubahan iklim. Antara lain sebagai pihak, di mana negara ini sudah menyampaikan dokumen terkini Nationally Determined Contribution (NDC) atau updated NDC. Dan juga menginformasikan dokumen Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050) kepada Sekretariat UNFCCC di bulan Juni yang lalu.

"Banyak lagi sebetulnya yang disiapkan oleh Indonesia dan sebetulnya saya ingin menggarisbawahi, persiapan ini tidak hanya sekedar dimaksudkan untuk pertemuan COP26. Tapi juga untuk lebih memastikan perwujudan atau implementasi komitmen Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan iklim, khususnya di tahun 2030. Dan juga untuk membawa kita semuanya kepada kerangka yang lebih panjang, long-term. Jadi strategi jangka panjang, yang tadi kami sebutkan, tercermin di dalam dokumen yang sudah kita submit, LTS-LCCR 2050," tuturnya.

"Jadi mungkin itu persiapan-persiapan yang sudah dilakukan oleh Indonesia untuk jelang COP26 di Glasgow mendatang," tambah Laksmi.

450