Home Politik Cerita Letkol Untung yang Malang Ketika Turun Bis Mujur Diteriaki Copet

Cerita Letkol Untung yang Malang Ketika Turun Bis Mujur Diteriaki Copet

Tegal, Gatra.com- Enam jenderal TNI AD diculik dan dibunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September (G030S) 1965. Partai Komunis Indonesia (PKI) dituding menjadi dalang gerakan yang disebut sebagai upaya kudeta gagal itu.

Selain PKI, salah satu peristiwa berdarah dalam sejarah Indonesia itu juga tak bisa dilepaskan dari sosok Letnan Kolonel (Letkol) Untung. Dia merupakan Komandan Batalyon I Cakrabirawa, pasukan pengawal presiden yang melakukan operasi penculikan dan pembunuhan para perwira tinggi TNI AD saat G30S.

Sesaat setelah operasi penculikan dan pembunuhan itu, Radio Republik Indonesia (RRI) juga sempat mengudarakan siaran berisi pengumuman terbentuknya Dewan Revolusi dengan Letkol Untung sebagai ketuanya. Karena perannya dianggap sebagai pemimpin G30S itu, Untung lalu diadili dan dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) pada 6 Maret 1966.

Sebelum diadili dan divonis mati, Untung sempat menghilang dan melarikan diri setelah gagalnya G30S menyusul tindakan kontra aksi yang dilakukan Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad saat itu. Pelariannya tersebut berakhir di Kota Tegal, Jawa Tengah.

Terdapat sejumlah versi terkait kisah penangkapan Letkol Untung di Tegal pasca peristiwa G030S. Salah satu versi seperti dituturkan Sejarawan Pantura Wijanarto, Untung ditangkap di Tegal saat hendak menuju ke Solo. "Untung ditangkap di Tegal pada 11 Oktober 1965 setelah sempat menghilang karena gagalnya Gerakan 30 September 1965," kata Wijanarto, Kamis (30/9).

Wijanarto mengatakan, Untung melarikan dari Jakarta ketika situasi Ibu Kota sudah tidak menguntungkannya karena mulai dilakukan perburuan dan penangkapan orang-orang yang dianggap terlibat G030S dan PKI. Tujuan pelariannya adalah Solo karena merupakan kota kelahirannya dan salah satu basis PKI. "Dari Jakarta, Untung menaiki bus Mudjur menuju Solo dan menyamar sebagai orang biasa," kata dia.

Menurut Wijanarto, penangkapan Untung berawal ketika bus yang ditumpanginya menjelang sampai di Terminal Tegal. Kala itu Terminal Tegal masih berada di wilayah yang kini masuk dalam Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat.

Ketika melihat ada pemeriksaan oleh tentara, Untung panik dan khawatir penyamarannya akan terbongkar hingga akhirnya memutuskan untuk meloncat turun dari bus. Tindakan Untung itu membuat orang-orang curiga dan mengiranya sebagai copet.

"Orang-orang mengira Untung adalah copet karena dia turun dari bus itu tidak seperti layaknya penumpang pada umumnya. Jadi dia diteriaki copet," ujar Wijanarto.

Setelah turun dari bus dan diteriaki copet, Untung sempat lari dan bersembunyi perkampungan warga di Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat. Persembunyiannya itu tak berlangsung lama.

Pria bernama asli Kusman itu akhirnya ditangkap dan dibawa ke markas CPM atau Polisi Militer di Jalan Jenderal Sudirman dan saat ini menjadi Markas Sub Datasemen Polisi Militer (Subdenpom) Tegal.

"Saat diinterogasi di Markas CPM, diketahui bahwa dia adalah Letkol Untung, sosok yang sangat dicari setelah peristiwa Gerakan 30 September," ujar Wijanarto.

Wijanarto mengatakan, Untung tak berlama-lama ditahan di Tegal. Setelah dipastikan identitasnya, Untung sempat diserahkan ke Polisi Militer di Cirebon sebelum akhirnya dibawa ke Jakarta.

"Untung langsung dibawa ke Jakarta karena khawatir terjadi ekses mengingat Tegal dan juga Brebes saat itu termasuk daerah merah," ujarnya.

8505