Home Kebencanaan Wilayah Rawan Bencana Berkurang, BPBD Kota Tegal Tetap Siaga

Wilayah Rawan Bencana Berkurang, BPBD Kota Tegal Tetap Siaga

Tegal, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah mulai mempersiapkan antisipasi bencana alam di musim penghujan. Jumlah wilayah rawan bencana disebut berkurang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal Andri Yudi Setiawan mengatakan, pihaknya masih melakukan proses identifikasi terkait potensi dan wilayah yang rawan bencana.

"Ini masih berlangsung identifikasi. Walaupun, kita tetap berpatokan pada peta rawan bencana yang sudah kita susun 2020 lalu," kata Yudi, Jumat (22/10).

Yudi mengatakan, bencana yang diwaspadai yakni banjir, baik banjir karena intensitas hujan maupun karena rob. Dari identifikasi sementara, wilayah yang rawan banjir di antaranya Kecamatan Margadana yang meliputi Kelurahan Sumurpanggang, Kaligangsa, Krandon, dan Kalinyamat Kulon.

"Wilayah-wilayah tersebut yang perlu kita waspadai adalah banjir limpas sungai Kemiri dan limpas Polder Bayeman. Kalau yang rawan banjir rob itu di Kecamatan Tegal Barat yaitu Kelurahan Tegalsari, Muarareja, dan Panggung," ujar Yudi.

Yudi menyebut jumlah wilayah yang rawan bencana, terutama titik-titik genangan banjir berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya karena sejumlah faktor.

"Berapanya saya kurang hapal, tapi berkurang. Kalau faktornya karena sudah ada perbaikan saluran air, kemudian pembangunan kolam retensi. Itu cukup signifikan mengurangi genangan. Kalau intensitas hujan sudah tinggi, kita aktifkan nanti kolam itu," ucapnya.

Kendati ada pengurangan titik rawan bencana, Yudi mengatakan langkah kesiapsiagaan bencana tetap dilakukan secara maksimal, di antaranya menyiapkan 24 personel tim reaksi cepat dan enam personel satgas, dan menyiagakan relawan di posko-posko siaga darurat bencana. Selain itu, menyiapkan peralatan di antaranya mobil tangki penyedot genangan milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR.

"Poskonya akan kita tentukan setelah identifikasi. Identifikasi sementara, itu ada di Kecamatan Margadana karena potensi banjir dan genangan itu tinggi. Terus satu posko di Kecamatan Tegal Barat untuk memantau genangan dan potensi rob. Satu lagi posko lapangan di Kecamatan Tegal Timur," ujarnya.

Menurut Yudi, berdasarkan koordinasi dengan BMKG, puncak musim penghujan di wilayah Kota Tegal dan sekitarnya diperkirakan pada awal tahun 2022. "Selain banjir, kami juga waspadai potensi terjadinya puting beliung dan juga pohon tumbang," kata dia.

1159