Home Kesehatan Program Kesehatan Karanganyar 2022, Fokus Penurunan Stunting dan AKI

Program Kesehatan Karanganyar 2022, Fokus Penurunan Stunting dan AKI

Karanganyar, Gatra.com - Tingginya kasus stunting dan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Karanganyar pada 2021, mendorong pemerintah setempat merancang program pencegahan. Para pemangku kebijakan dituntut memberikan skema penanganan solutif. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar Purwati mengatakan sebanyak 19 kasus kematian ibu hamil di 2021. Jumlah itu meningkat sampai dua kali lipat dibanding tahun 2020 yang hanya delapan kasus saja. 

“Pada 2021 ini, 15 ibu hamil yang meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19. Sisanya preklamsi dan pendarahan. Ini bukan hanya tanggung jawab dinas kesehatan. Tapi seluruh pemangku kebijakan. Mungkin di awal kehamilan kurang asupan nutrisi, kurang siapnya keluarga melakukan tindakan cepat dan sebagainya,” kata Purwati, Senin (6/12). 

Disebutkan, angka stunting di Karanganyar rata-rata 5,8 persen, atau sudah jauh melampaui target pemerintah pada 2024 sebesar 14 persen. Meski, terdapat 10 desa yang angka stunting-nya masih tinggi. 

Berdasarkan data hingga pertengahan tahun 2021, masih ada 1.348 anak balita di Kabupaten Karanganyar yang masuk kategori stunting atau kerdil. Dari jumlah itu kasus tertinggi di Desa Gebyog, Kecamatan Mojogedang, yakni 92 bocah. 

Ribuan balita stunting itu berada di 34 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yakni Jatiyoso, Jatipuro, Gondangrejo, Jenawi, Kebakkramat, Mojogedang, dan Karangpandan.

Dalam merancang program, DKK mengundang pemangku kebijakan dari kecamatan, puskesmas, kepala organisasi profesi, kemudian rumah sakit, organisasi masyarakat dan Dinas Pendidikan, Baperlitbang, Dispermasdes dan Dinas Sosial. 

Purwati meminta semuanya mendukung pencapaian Karanganyar maju dan mandiri di bidang kesehatan. 

“Fokus kita masih ada di stanting dan penurunan angka kematian ibu hamil, karena meningkatnya kesehatan ditentukan oleh angka tersebut,” katanya. 

Ia menyebut salah satu strateginya adalah peningkatan pelayanan KIA KB, peningkatan gizi masyarakat, kemudian peningkatan mutu dan peningkatan germas. 

“Kunci kesehatan itu sebenarnya ada di perilaku, bagaimana masyarakat berperilaku. Kayak DB itu kan juga perilaku, semuanya hampir perilaku untuk hidup sehat,” katanya.

2201