Home Hiburan ROH Buka Ruang Pamer Anyar dengan Pameran Perdana Bertajuk “1”

ROH Buka Ruang Pamer Anyar dengan Pameran Perdana Bertajuk “1”

Jakarta, Gatra.com – Galeri seni ROH Projects membuka ruang pamer barunya dengan pameran perdana bertajuk “1” pada Kamis, (31/3), di gedung galeri seninya yang berlokasi di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat.

“Kami sangat bersyukur atas kemurahan hati dan dukungan dari kolega, teman, dan keluarga yang telah mendukung kami sampai titik ini lewat berbagai cara, dan kami tidak sabar untuk dapat bergerak bersama komunitas seni di Indonesia dan internasional di tahun-tahun mendatang,” ujar pendiri ROH, Jun Tirtadji, dalam keterangan resminya.

Pameran bertajuk “1” ini punya filosofinya tersendiri. Selama tiga tahun terakhir, ROH telah bekerja sama dengan para seniman yang berkesperimen untuk menampilkan karya terbaik mereka dengan cara-cara yang unik, termasuk memamerkan karya di gedung terbengkalai atau alam terbuka.

Dari proses itu, muncullah fiosofi mengapa pameran perdana ini dinamai “1”. Tiap-tiap proyek seni selama tiga tahun terakhir, beserta semangat eksperimentasinya, bekerja layaknya titik-titik nol koma sekian yang pada ujungnya terbangun hingga menjadi “1”.

Karya Mella Jaarsma adalah salah satu karya seni lukis yang mejeng di pameran perdana ROH tahun ini. Mella adalah pelukis berkewarganegaraan Belanda yang sedang tinggal di Indonesia.

Mella melukis sesosok manusia berkepala buaya yang sedang menenteng sepapan tulang ikan yang sudah mati. Belakangan diketahui bahwa tulang ikan itu adalah tulang ikan hiu gergaji yang pernah menghuni Danau Sentani, Papua, di masa lampau.

“Ini lukisan terinspirasi dari Pak Agus Ongge, dia seorang seniman dari Papua, dari daerah Sentani. Saya belajar banyak dari beliau. Dia sering kali melukis dengan tema ikan yang sudah punah, terutama ikan hiu gergaji,” ujar Mella saat menjelaskan maksud lukisannya.

Mella kagum dengan Agus Ongge yang tetap bersikukuh melukis ikan yang sama berulang-ulang padahal ikan hiu gergaji tersebut sudah punah dan tak lagi menghuni kedalaman Danau Sentani sejak 1974. Usut punya usut, itulah cara Agus Ongge untuk tetap melestarikan eksistensi ikan hiu gergaji bagi kalangan muda.

“Aku pikir itu sangat menarik karena kita sebagai seniman selalu mencari hal yang baru, tapi dia mengulangi tema itu untuk membawa isu kepunahan ikan,” tutur Mella dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Bekerja sama dengan arsitek Barry Beagen, Gedung ROH yang baru ini dibangun secara saksama selama tiga tahun dan berorientasi pada masa depan dengan hadirnya dua ruang pamer utama.

Di ruang ROH yang baru ini, terdapat dua ruang galeri utama. Yang pertama adalah Gallery Apple yang merupakan ruang netral kubus utih dengan pencahayaan terkontrol. Sementara yang kedua adalah Gallery orange yang lebih bersifat ekspansiff dengan langit-langit tinggi yang memiliki skylight.

Walau begitu, mereka juga tetap mempertahankan sisi jadulnya dengan mempertahankan elemen arsitektur dari masa lalu pada Gedung yang ditempatinya, terutama elemen-elemen bangunan yang dibuat pada tahun 1950-an.

Selama pandemi Covid-19, ROH bekerja sebagai galeri seni nomaden. Penyebabnya, mereka belum punya ruang fisik permanen. Di sisi lain, mereka juga ingin tetap teguh pada filosofinya di mana mereka tak ingin terikat pada ruang atau format tertentu yang konvensional.

Karya-karya yang ditampilkan di ROH pada kali ini bervariasi, baik berasal dari seniman lokal maupun internasional. Karya-karya yang mejeng di ROH termasuk karya-karya Aditya Novali, Arin Dwihartanto Sunaryo, Bagus Pandega, Davy Linggar, Faisal Habibi, Kei Imazu, Luqi Lukman, Maruto, Mei Homma, Mella Jaarsma, Nadira Julia, Nadya Jiwa, Syagini Ratna Wulan, Syaiful Aulia Garibaldi, Tromarama, dan Uji “Hahan” Handoko.

ROH yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, dapat dikunjungi mulai 5 April 2022 setiap Selasa sampai Sabtu pukul 11.00-18.00 WIB.

356