Home Kesehatan Pasar Hewan Bolehkan Jual Beli Non Sapi

Pasar Hewan Bolehkan Jual Beli Non Sapi

Karanganyar, Gatra.com - Pemkab Karanganyar, Jateng memberi toleransi dibolehkannya jual beli ternak non sapi di pasar hewan. Sebagaimana diberitakan, pasar hewan resmi ditutup sementara per Kamis (16/6) sampai waktu yang belum ditentukan.

Kepala Disdagnakerkop UKM Karanganyar, Martadi mengatakan telah menyegel dua pasar penjualan hewan ternak di Karangpandan dan Jambangan, Mojogedang. Di lokasi itu terpasang spanduk penutupan sementara pasar hewan untuk memutus rantai penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Seiring penutupan pasar, petugasnya melakukan inspeksi mendadak pada Jumat pagi (17/6). Di sana didapati aktivitas jual ternak beli masih berlangsung. Bukannya sapi yang dijual, tapi kambing dan domba.

“Khusus sapi, kerbau dan hewan besar enggak boleh dulu. Kambing dan domba boleh. Tetap kita awasi sambil menunggu perkembangan dan amati penularan PMK apakah juga ke kambing dan domba,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (17/6).

Dalam sidak itu, petugas mencegah sebuah mobil bak terbuka Colt L300 menurunkan dagangan tiga ekor sapi. Mobil itu berplat nomor Kabupaten Boyolali. Kepada petugas, sopir mengaku tak tahu pasar hewan Karangpandan ditutup sementara. Setelah diberi penjelasan singkat, kemudian mobil angkutan ternak itu meninggalkan lokasi.

Disdagnakerkop juga menyisir sampai radius 1 kilometer dari Pasar Karangpandan untuk memastikan tak ada sapi yang diperjualbelikan secara kucing-kucingan. Martadi mengatakan bukan tidak mungkin pedagang mencari celah menjual sapi-sapinya berdekatan pasar. Pemkab mempersilakan jual beli sapi hanya di kandang mandiri.

“Monggo. Silakan jual beli sapi di kandang. Tapi jangan di pasar hewan apalagi di sembarang tempat pinggir jalan. Itu sama saja bikin pasar tumpah. Lama kelamaan mengumpul di situ. Apa yang kita lakukan ini untuk memutus penyebaran PMK,” katanya.

Ia mengakui penutupan sementara pasar hewan di Karanganyar paling akhir di antara kabupaten/kota di Soloraya. Ia menduga Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan belum merasa perlu melakukannya, mengingat angka terpapar belum begitu masif. Adapun penutupan sementara pasar hewan sudah disosialisasikan jauh-jauh hari ke lurah pasar, komunitas pedagang ternak dan stakeholder lainnya.

“Enggak ada yang jualan sapi di pasar hewan. Ini membuktikan sosialisasinya efektif. Padahal hanya lewat pesat WA,” katanya.

Terkait penutupan sementara pasar hewan, Martadi tak terlalu khawatir perolehan retribusi menurun. Disebutnya, pendapatan asli daerah dari sektor tersebut tak terlalu signifikan.

“Paling hanya 100-an ekor sapi yang masuk pasar. Itu pun hanya tiap wage (penanggalan jawa). Jadi kalau ditutup, kehilangan retribusinya tidak banyak,” katanya.

1416