Home Ekonomi Bangun Startup, Petani Milenial Impikan Kolaborasi Akademisi

Bangun Startup, Petani Milenial Impikan Kolaborasi Akademisi

Sukoharjo, Gatra.com – Petani di Sukoharjo meminta adanya kolaborasi dengan akademisi perihal pengembangan startup bidang pertanian yang sempat disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan BUMN Startup Day 2022.

Ketua Petani Milenial Sukoharjo, Janu Hari Setiawan mengatakan peluang start up di pertanian memang besar. Sayangnya kebanyakan pengembang aplikasi bukan berbasis pertanian. Sedangkan petani milenial minim ilmu berbasis teknologi.

Baca juga: Sempat Bersitegang, Harga TBS Riau Ditetapkan Tanpa BOTL 

“Kalo misalkan ada kolaborasi baik antara universitas, birokrasi pemerintahan dan petani milenial kami bisa menciptakan startup pertanian ini, jadi korporasi petani berbasis teknologi informasi,” terang petani asal Sanggang, Bulu, Rabu (28/9/2022).

Dengan pertanian berbasis tekonologi itu menurutnya produk langsung dari petani dengan aplikasi yang dikelola milenial dipertemukan dengan konsumen. Sebagai penyelenggara atau tumpuan di tengah para petani sekaligus selaku quality control dan edukator. Sehingga produk dari petani berkualitas dan berkelanjutan yang diterima konsumen juga memuaskan dan meningkatkan repeat order.

Baca juga: RI - Jepang Tekan Kontrak Dagang Cangkang Kernel Sawit Rp2,1 Triliun

“Cuma saya sendiri belum tahu gimana bisa mendapatkan jaringan-jaringan yang mau berkolaborasi seperti itu. Selaku ketua forum petani milenial saya punya banyak data komoditas dari petani langsung dengan harga terjangkau dan kualitas terjaga. Cuma menggandeng universitas/perusahaan startup itu yang belum tahu jalurnya,” ujar Janu.

Dia mengatakan pernah menyampaikan keluhannya itu saat ditanya mengenai koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabuaten Sukoharjo. Namun pihaknya terkendala pembuatan market place.

“Harapan kami kan tidak beli aplikasi, tapi kolaborasi dengan akademisi untuk sebuah inovasi. Kalo kolaborasi dengan akademisi kan lebih enak fleksibel dan simboisis mutualisme karena bisa saling mengevaluasi. Kalo beli kebetulan kami butuh pengembangan kan perlu biaya lagi,” imbuh Janu.

Dia berharap jika ada mahasiswa agrobisnis atau pun ahli teknologi bisa berkolaborasi dengan pihaknya yang tahu perihal ketersediaan produk pertanian yang berkualitas.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Kepala DPP Sukoharjo, bagas Widaryatno mengatakan pihaknya mendukung apa yang disampaikan Presiden Jokowi terkait peningkatan start up pertanian. Hal itu juga untuk menarik minat kaum milenial menjadi petani.

“Ini bisa untuk menarik petani milenial maka harus dengan konsep cara berpikir dan passion anak muda. Di Sukoharjo kami juga mendorong agar penggunaan start up market place dan lainnya sedang kami rintis melalui Forum Petani Milenial di Sukoharjo,” tandas Bagas.

Baca juga: Pakistan Butuhkan Bantuan Ekonomi Usai Didera Banjir Hebat

Dalam laman setkab.go.id Presiden Jokowi mengatakan, startup di Indonesia tertinggi keenam di dunia. Tetapi yang paling besar masih di fintech 23 persen, kemudian retail ada 14 persen. Sementara dalam bidang pangan masih terbilang rendah, dengan capaian 4 persen.

“Urusan masalah krisis pangan, urusan pangan ke depan ini akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi. Itu adalah kesempatan, itu adalah peluang, itu adalah opportunity, dan agriculture hanya empat persen,” kata Presiden Jokowi dalam laman tersebut.

Padahal menurutnya ada kesempatan besar di situ, karena dalam urusan pangan ada produksi, distribusi, dan pasar. Menurutnya urusan pangan tidak hanya tentang beras saja, komoditas yang lainnya banyak sekali.

“Sayur, sayur pun juga macam-macam jenisnya. Pangan tidak hanya beras, hati-hati, ada sorgum, ada porang, ada cassava, ada sagu, dan lain-lainnya. Sehingga ini menjadi sebuah peluang besar dan target konsumen dari petani di ladang, dari nelayan di lautan, sampai masuk melompat ke dapurnya ibu-ibu rumah tangga. Peluangnya sangat besar sekali,” ucap Presiden.

381