Denpasar, Gatra.com - Pascapandemi Covid-19, promosi pariwisata sedang terus digenjot kembali. Sebuah kegiatan Focus Group Discussion (FGD) telah digelar di Bali untuk mendiskusikan peran sektor penerbangan dalam upaya mendorong kembali geliat pariwisata nasional.
FGD itu mengambil tema “Sinergitas dan Peran Industri Penerbangan Dalam Mendukung Peningkatan Industri Pariwisata Nasional Pasca Covid-19”. FGD diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Transportasi melalui Pusat Kebijakan Prasarana Transportasi dan Integrasi Moda, pada Rabu (8/03/2023), bertempat di The Trans Resort Bali, Seminyak, Bali.
Bertindak sebagai pembicara dalam FGD itu antara lain adalah Prof Wihana Kirana Jaya, MSoc.SC, Phd, Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi, Kemenhub, sekaligus Komisaris Injourney Indonesia.
Kepala Pusat Kebijakan Prasarana Transportasi dan Integrasi Moda, Novyanto Widadi, Capt., S.A.P., M.M. mengatakan bahwa FGD diselenggarakan dalam rangka menghimpun dan mengidentifikasi permasalahan serta kebutuhan sub sektor perhubungan terkait dengan kebijakan model dan strategi pemulihan bisnis penerbangan pasca Pandemi Covid-19, serta sinergitas transportasi udara dalam mendukung sektor pariwisata untuk menciptakan konektivitas yang berkelanjutan.
Pemerintah memang terus berupaya menggenjot industri pariwisata nasional melalui peningkatan lalu lintas penerbangan. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud), misalnya, baru-baru ini telah meresmikan penerbangan langsung (direct flight) dari Jepang ke Sulawesi Utara.
Penerbangan langsung ini dilakukan oleh maskapai Garuda Indonesia mulai 1 Maret 2023, dengan rute Manado – Tokyo Narita pulang pergi seminggu sekali, menggunakan pesawat Airbus A333 dengan kapasitas 250 seats.
Penerbangan langsung itu akan memudahkan para wisatawan yang ingin berlibur di Sulawesi Utara tanpa perlu ganti pesawat lagi di bandara transit. Penerbangan langsung ini juga diharapkan akan memulihkan dan meningkatkan Perekonomian lokal setelah sempat lumpuh semasa pandemi Covid-19.***
