Home Hiburan Komnas Perempuan Apresiasi APROFI Bikin Panduan Pencegahan Kekerasan Seksual

Komnas Perempuan Apresiasi APROFI Bikin Panduan Pencegahan Kekerasan Seksual

Jakarta, Gatra.com - Inisiatif Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) meluncurkan Panduan Pencegahan Kekerasan Seksual dalam produksi film diapresiasi oleh Komnas Perempuan. Selama pembuatan, Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani pun terlibat.

Andy mengatakan, salah satu titik kritis dari adanya panduan adalah memutus viktimisasi terhadap korban. Adanya panduan ini juga diharapkan dapat mengurangi anggapan orang yang melapor adalah orang yang sulit diajak kerja sama.

"Dan dia memungkinkan, misalnya pelapor, itu di-stigma ulang. Karena itu salah satu kekhawatiran dalam konteks bekerja kan ya," tutur Andy di acara peluncuran panduan ini yang diadakan di Jakarta Selatan, Kamis (30/3).

Proses dalam panduan ini pun dinilai dapat melindungi masa depan pelapor. Namun, Andy menyebutkan, pengaduan yang ada juga bukan untuk memutus kehidupan si terlapor.

"Karena terlapor juga punya kesempatan untuk menyatakan pembelaan dirinya. Tapi juga kalau terbukti bersalah, ada proses yang membuktikan untuk reintegrate, re-educate," ucap Ketua Komnas Perempuan ini.

Dengan adanya panduan ini, yang terpenting juga adalah memungkinkan ada proses pengembangan diri. Sehingga, ekosistem di sekitar diri sendiri juga ikut membaik.

"Nah, yang kedua, selalu ada kekhawatiran, bahwa nanti ada kebijakan, nanti laporannya tambah banyak," ucap Andy.

Ia pun mencontohkan Undang-undang tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). Banyak yang beranggapan, sudah ada peraturan justru menambah korban. Ketua Komnas Perempuan pun menyikapi ini dengan sederhana.

"Ya, itu kita percayai aja dulu, karena kehadiran sebuah peraturan dan kebijakan memberikan sinyal positif kepada korban bahwa apa yang terjadi pada dirinya itu akan diapresiasi sebagai sesuatu yang akan didengarkan," ucapnya.

Menurut Andy, yang selama ini terjadi adalah para korban merasa diabaikan. Mereka merasa pengaduan mereka justru dianggap suatu kebohongan dan hanya dilakukan untuk menghancurkan karier orang lain.

Oleh sebab itu, panduan ini dinilai penting. Tapi, yang tidak kalah krusial adalah bagaimana APROFI atau pelaku kreatif di Indonesia merespon dan memastikan proses yang diatur dalam panduan ini berjalan.

51

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR