Home Ekonomi Pemerintah Apresiasi Kerja Sama Pengembangan Baterai Motor Listrik

Pemerintah Apresiasi Kerja Sama Pengembangan Baterai Motor Listrik

Jakarta, Gatra.com – Pemerintah mengapresiasi kerja sama pengembangan baterai motor listrik yang dilakukan oleh PT Terang Dunia Internusa (PT TDI) dan Indonesia Battery Corporation (IBC).

Apresiasi tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan, dalam keterangan yang diterima pada Rabu (21/6).

Luhut menyampaikan apresiasi tersebut saat membuka peluncuran Battery Asset Management Service (BAMS) di kantornya. Menurutnya, kerja sama yang terjalin antara BUMN dan pihak swasta ini mampu mewujudkan kolaborasi dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Kerja sama tersebut sebagai komitmen untuk pengembangan BAMS. Nantinya, BAMS akan menjadi sebuah platform yang dapat mengakomodasi pengguna motor listrik berbagai merek, termasuk konversi. Indonesia menargetkan dapat memproduksi 21 ribu battery pack.

Platform BAMS akan terdiri dari penyediaan baterai, swap station, dan aplikasi IOT yang dapat terintegrasi. Hadirnya BAMS akan membantu mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik di Tanah Air yang selama ini masih terkendala akibat perbedaan ekosistem motor listrik.

”Nantinya ini dapat digunakan oleh berbagai merek motor listrik termasuk United E-Motor,” kata Direktur PT TDI, Henry Mulyadi.

Ia menambahkan, sejalan dengan inisiasi yang telah disepakati, pihaknya siap mendukung program integrasi tersebut. Kerja sama ni merupakan komitmen jangka panjang dari PT TDI untuk mendukung penuh program pemerintah.

“Kami mendukung kebijakan memajukan industri dan masyarakat Indonesia. Bersaing secara global dan membuat langit Indonesia lebih biru,” kata Henry.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) IBC, Toto Nugroho, mengungkapkan, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah serta institusi terkait dalam menghadapi tantangan besar terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik, yaitu infrastruktur untuk menjadi lebih terintegrasi.

”Hal ini mengindikasikan kesulitan bagaimana kita mengembangkan infrastruktur untuk charging dan swapping ke depan,” katanya.

Menurutnya, 40% biaya motor listrik ada pada baterai, sehingga kalau Indonesia bisa melakukan kavling terhadap baterai motor listrik, itu tentunya akan mengurangi biaya konsumen.

79