Home Ekonomi Berkah Budidaya Ayam Joper: Penyelamat di Masa Pandemi, Lahirkan Peternak Muda nan Tangguh

Berkah Budidaya Ayam Joper: Penyelamat di Masa Pandemi, Lahirkan Peternak Muda nan Tangguh

Bantul, Gatra.com - Puluhan ayam di kandang itu sekilas layaknya ayam kampung. Namun saat diamati lebih dekat, ada perbedaan ayam-ayam itu dibanding ayam kampung: jenggernya lebih besar dan lebih kentara merahnya, pialnya lebih tegap, dan bulunya juga lebih bervariasi.

Perkenalkan, inilah ayam joper, kependekan dari jowo (jawa) super dan secara harfiah diartikan sebagai ayam Jawa yang dianggap lebih hebat atau super. Ayam inilah yang kini menjadi pilihan sejumlah peternak muda yang tergabung di Abadi Farm.

“Ayam joper ini alternatif dari ayam kampung dan ayam broiler. Tulangnya tidak sekeras ayam kampung, tapi dagingnya lebih banyak dan rasanya hampir sama,” kata Eko Paryanto (35 tahun), Ketua Abadi Farm, Sabtu (21/10) lalu.

Abadi kependekan dari Agribisnis Ayam Lemahdadi, sesuai nama dusun dari lokasi peternakan ini di Lemahdadi, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sini dibangun kandang-kandang ayam, rumah pemotongan, dan markas sederhana tempat komunitas peternak ayam joper berkumpul dan merancang usaha mereka.

Dari peternakan dan pemeliharaan ayam, Abadi Farm kemudian berkembang menjadi sejumlah unit usaha berbasis ayam joper, seperti tempat pemotongan dan penyedia daging ayam joper. “Kami memanfaatkan peluang usaha ini karena di sekitar sini banyak sekali resto dan warung dengan menu ayam. Potensinya sangat menjanjikan,” ujar dia.

Usaha ini bermula di masa pandemi Covid-19. Seperti terjadi di semua daerah selama pagebluk, kehidupan warga Desa Lemahdadi terpuruk. Sejumlah warga menjadi pengangguran atau berkurang jam kerjanya. Walhasil, pendapatan mereka pun berkurang.

Untunglah, mereka punya usaha sambilan yang dianggap dapat menambal pemasukan yang anjlok. Warga Lemahdadi, termasuk para pemudanya, tak sedikit yang memelihara ayam. Namun, lantaran sekadar sambilan, usaha itu selama ini tak ditekuni secara serius dan menghasilkan cuan.

Padahal, seperti pernah dikaji lewat penelitian sekelompok mahasiswa, potensi peternakan ayam di desa itu sungguh menjanjikan. “Akhirnya kami berkumpul sekitar 20 orang dan berusaha mengembangkan budidaya ayam,” kata Eko.

Eko dan rekan-rekannya pun pinya hitung-hitungan bisnis baru ini dengan spesifik memilih ayam joper. Selama ini, resto-resto ayam terkemuka kerap menggunakan ayam kampung untuk menu masakan ayamnya. Sementara, banyak warung-warung makan yang menjajakan menu ayam dengan harga terjangkau memakai jenis ayam broiler.

Dua jenis ayam ini boleh dibilang bertolak belakang dan berada di dua kutub berbeda. Eko menjelaskan, seperti terlihat di coret-coretan di papan tulis di markas mereka, kasta ayam joper berada persis di tengah-tengah ‘kasta’ berbagai daging ayam.

Kasta tertinggi ayam adalah ayam kampung Bangkok. Harganya paling mahal, berkisar Rp60 ribu – Rp65 ribu per kilogram. Di bawahnya ada ayam kampung umbaran dengan masa panen 5-6 bulan, disusul ayam box 3-4 bulan. Selanjutnya ada ayam dari hasil penelitian dengan usia panen 70 hari.

“Ayam joper lebih cepat masa panennya, cuma 60 hari. Ayam ini hasil persilangan dari ayam Bangkok dan ayam petelur,” ujar karyawan bagian keuangan di sebuah perusahaan secara fasih menerangkan tentang berbagai jenis ayam.

Di luar itu, ada beberapa jenis lain seperti ayam ulu dan ayam pejantan. Sementara, untuk ayam sejuta umat, ayam broiler, pemilik warung menggunakan ayam ini lantaran masa panennya hanya 27 hari. Harga dagingnya juga murah, kisaran Rp30 ribu per kilogram.

“Tapi rasa ayam broiler jelas beda dari ayam kampung. Ayam joper jadi pilihan karena rasanya mirip ayam kampung. Harganya juga lebih murah, Rp53 ribu – Rp55 ribu,” tandas Eko.

Para peternak ayam Lemahdadi pun melihat ada peluang dari dua kutub ekstrem jenis ayam itu. Gayung pun bersambut saat mereka menerima bantuan dan pelatihan pengembangan kapasitas dari PT Pertamina Patra Niaga melalui program tanggungjawab sosial (CSR). Dengan dukungan tersebut, di tengah suasana pandemi, pada September 2021, Abadi Farm pun diresmikan oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.

“Kebutuhan ayam joper di Bantul ini cukup tinggi, 1500 ekor ayam per hari. Saya optimis budidaya ayam ini dapat berkembang karena Abadi Farm ini dikelola oleh anak-anak muda inovatif dan pantang menyerah,” kata Halim saat peresmian.

Sejak itu, usaha budidaya dan penggemukan ayam joper Abadi Farm terus bergulir. Mereka dapat memelihara 30-50 ayam sesuai kapasitas kandang.Masa pelihara ayam pun tak terlalu lama. Rata-rata setelah dirawat selama sepekan, ayam joper hasil penggemukan Abadi Farm sudah laku.

Para peternak muda anggota Abadi Farm pun menuai hasil dari penjualan ayam-ayam itu. Jumlahnya bervariasi tiap personel. “Anggota kami mendapat pendapatan dari sistem bagi hasil. Jadi siapa yang bekerja lebih rajin akan mendapat hasil lebih besar,” ujarnya.

Namun usaha ini bukannya tanpa aral. Pada pertengahan 2022, suplai ayam tiba-tiba melonjak. Permintaan pun turun. Jasa peternakan dan pemeliharaan ayam di Abadi Farm terkena dampaknya. Ayam-ayam di kandang Abadi Farm sepi pembeli.

“Biaya pakan dan pemeliharan otomatis membengkak. Kami sempat merugi. Selain itu, semakin lama dalam pemeliharaan, risiko kematian ayam semakin besar,” papar Eko.

Namun Eko dan para peternak muda Lemahdadi pantang menyerah. Mereka lantas fokus dalam mengembangkan usaha jasa ayam potong dan penjualan karkas. Mereka menawarkan ayam-ayam potong ke warung-warung terdekat. Jualan ayam via dunia maya juga dirambah. Mereka menawarkan ayam potong di media sosial dan menyebarkan iklan di aplikasi pesan.

Usaha memang tak mengkhianati hasil. Dengan kerja keras para anggotanya, Abadi Farm mulai memperoleh pasar. Mereka dipercaya untuk turut menyuplai pasokan daging ayam untuk sebuah restoran ayam ternama di Bantul. Selain itu, beberapa warung dan rumah tangga juga menjadi pelanggan setia Abadi Farm.

Kondisi ini mengangkat kepercayaan diri para anggota Abadi Farm, seperti Jasuma Nur Ilyas. Sejak lulus sekolah menengah, selama beberapa bulan ini, ia turut mengembangkan usaha ayam ini. “Pagi-pagi memberi makan ayam, agak siangan potong-potong ayam lalu mengantar ke pelanggan. Hasilnya lumayan,” kata dia sambil tersenyum.

Tak kalah menarik, Abadi Farm menjadi contoh pemberdyaan petani dan peternak lokal. Selain anggota, Abadi Farm juga menggandeng peternak-peternak ayam joper di kawasan Bangunjiwo sebagai penyedia stok daging. Saat ini, tak kurang 20 peternak digandeng Abadi Farm.

Abadi Farm pun berupaya mengembangkan lini usaha ayam. Setelah jasa potong dan penjualan ayam potong, UMKM ini juga berupaya memanfaatkan bagian dan limbah ayam sebagai produk dengan nilai tambah. Misalnya usus ayam dijadikan sate dan cakarnya dibuat keripik.

“Ibu-ibu PKK kami libatkan untuk katering. Sudah ada juga yang menampung olahan kami ini di Klaten,” kata Eko yang kini juga tengah memutar otak untuk mencari cara pengelolaan limbah bulu dan darah ayam dari usaha ini secara ramah lingkungan.

Abadi Farm juga berencana melebarkan sayap dengan usaha pembibitan ayam joper dan menguatkan lagi produksi pakan ayam berbasis jagung yang sempat berjalan. Apalagi langkah ini telah didukung bantuan alat dari Pertamina, seperti mesin penetas ayam, mixer cetak pellet, mesin penepung (diskmill) dan mesin pengering yang efisien karena berbahan bakar gas.

Eko mengakui, Abadi Farm masih memiliki tantangan terutama dalam pengelolan usaha yang belum sepenuhnya dikelola secara profesional. Apalagi sebagian besar peternak muda pegiatnya punya pekerjaan utama. Keanggotan diperkuat dengan pembagian kerja sesuai lini tugas pemasaran, produksi, dan ekspedisi.

“Prospeknya sangat besar apalagi kalau dijadikan usaha utama. Kami juga terus belajar untuk membaca pasar dan mampu menguasai marketingnya,” kata bapak dua anak ini.

Ayu Pratiwi, person in charge untuk program di CSR Abadi Farm dari PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal (FT) Rewulu, menyatakan usaha ayam joper ini membantu mengangkat perekonomian warga Lemahdadi yang selama ini belum optimal, padahal terdapat potensi peternakan ayam di sana.

Melalui program ini, bukan hanya untuk diri sendiri, warga bahkan mampu melakukan sedekah ternak. Ia pun mendorong para peternak muda untuk konsisten menjalankan usaha ini. “Kami juga terus memberikan berbagai pelatihan wirausaha. Pelatihan ini bahkan tidak eksklusif untuk anggota Abadi Farm, melainkan terbuka untuk semua warga,” kata dia saat dihubungi.

Toh, peran Abadi Farm dalam mengangkat kesejahteraan warga desa dengan dukungan Pertamina diakui pemerintah desa setempat. “Adanya bantuan CSR dari Pertamina dapat mendorong dan memotivasi masyarakat kami khususnya di Desa Bangunjiwo untuk menciptakan peluang usaha sehingga nantinya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat,” tutur Carik Kalurahan Bangunjiwo, Mugi Raharjo

Mugi pun berharap, budidaya ayam joper ini memberi inspirasipada warga lain untuk menciptakan peluang. “Harapannya, program CSR ini dapat menumbuhkembangkan masyarakat yang produktif dan kreatif yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Desa Bangunjiwo, sehingga menciptakan kesejahteraan,” tandasnya.

Tak hanya itu, yang lebih membanggakan, Eko dan desanya kini menjadi tujuan ‘studi banding’ untuk belajar memelihara ayam joper. Bukan hanya dari Yogyakarta, kunjungan datang juga dari luar Jawa, seperti dari Kalimantan. “Saya juga kerap diundang mengisi pelatihan dan sering ditanya harga pasaran ayam joper oleh peternak,” kata Eko, yang layak jadi influencer ayam joper ini, seraya terkekeh.

273