Home Gaya Hidup Pentingnya Peran Generasi Muda Bagi Perubahan Iklim

Pentingnya Peran Generasi Muda Bagi Perubahan Iklim

Jakarta, Gatra.com - Akhir-akhir ini Indonesia dilanda perubahan iklim dan cuaca yang meningkat. Hal ini berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) mengungkapkan suhu udara rata-rata bulan September 2023 adalah sebesar 27.0 °C.

Normal suhu udara klimatologis untuk bulan September 2023 periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.6 °C (dalam kisaran normal 20.1 °C - 28.6 °C).

Puncaknya, pada tahun 2022 menempati urutan ke-13 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.2 °C.

Dari data yang disampaikan BMKG tersebut menyimpulkan adanya kenaikan suhu udara yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan perubahan cuaca yang terjadi dari waktu ke waktu dan disebabkan oleh alam. Seiring jaman yang sudah semakin maju maka aktivitas manusia itu sendirilah yang menyebabkan berubah,  terutama pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas.

Perubahan tersebut dapat meningkatkan suhu panas, bahkan pada dampak buruknya bisa menyebabkan kebakaran hutan, kekeringan, banjir dan lain sebagainya.

Dalam mengurangi efek dari perubahan iklim tersebut tentunya memerlukan uluran tangan dan kesadaran dari para generasi muda yang kelak akan meneruskan masa depan demi bumi yang lebih baik.

Mengutip dari pernyataan Hadi Jatmiko Kepala Divisi Penguatan Kelembagaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengatakan pentingnya bagi generasi muda untuk memiliki pengetahuan dan informasi terkait persoalan lingkungan hidup beserta iklim.

"Karena jika orang muda mampu diberikan kesadaran kritis akan pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Maka, kelompok ini juga akan mampu menekan laju perubahan iklim dan menyelamatkan semua generasi serta seluruh makhluk hidup di bumi ini," ucapnya melalui pesan kepada GATRA, Jakarta, Selasa (28/11).

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh generasi muda dalam mengurangi dampak perubahan iklim tersebut, diantaranya:

1. Menyisipkan kegiatan pelestarian lingkungan dalam bentuk audio visual

Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) aktif dalam memberikan kesadaran bagi masyarakat serta generasi muda melalui serial web yang mereka buat. Serial web ini termasuk dalam gerakan berbasis digital Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling).

Beberapa serial web produksi BLDF ini juga menyisipkan kegiatan positif seperti kegiatan penanaman pohon, edukasi pengolahan sampah, kelestarian alam hingga warisan sejarah yang terkadang generasi muda luput untuk dilestarikan.

Upaya tersebut mampu menggerakan dan membuka mata bahwa hal-hal kecil memberikan dampak yang besar bagi lingkungan.

2. Lakukan perubahan-perubahan kecil

Sebagai generasi dengan populasi terbanyak di dunia, bisa melakukan perubahan kecil dan berdampak nantinya yaitu dengan cara mengurangi atau tidak menggunakan barang-barang sekali pakai.

Serta memperhatikan kode atau simbol sebelum membeli barang, seperti logo 1 PET (Polyethylene Terephthalate) yang kerap ditemukan pada botol air kemasan sekali pakai. Kemudian, simbol angka 4 LDPE (Low Density Polyethylene) yang dimana bahan plastik ini sering ditemukan sebagai wadah menyimpan makanan, namun sulit dihancurkan.

Selain itu, di tengah masyarakat terdapat trend penggunaan botol minum dan wadah bekal makanan dengan berbagai merek yang bisa mengurangi jumlah plastik. Sebab, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa kapasitas timbunan sampah di TPA Bantargebang mencapai 7.708 ton/hari. Sampah ini lebih banyak didominasi oleh plastik dan bekas makanan.

3. Berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan

Banyak cara yang bisa dilakukan bagi generasi muda salah satunya ikut berpartisipasi dalam organisasi yang menggalakan kegiatan menjaga dan melestarikan lingkungan. Kegiatan dari organisasi tersebut dapat memberikan banyak informasi dan pengetahuan pentingnya pelestarian lingkungan. Apabila belum bisa terjun langsung untuk terlibat, maka bisa membantu donasi kepada yang terdampak dari perubahan iklim seperti petani, nelayan dan masyarakat lainnya yang secara langsung turut kena efeknya.

4. Lakukan kampanye melalui media sosial

Kekuatan sosial media dapat dimanfaatkan untuk melakukan kampanye positif seperti membuat konten tentang pelestarian lingkungan. Bisa juga berkolaborasi dengan publik figur untuk mengajak para followers-nya dalam memberikan awareness terhadap dampak dari perubahan iklim.

Membuat trend yang baru yakni bagaimana kita sebagai generasi yang muda bisa merubah gaya hidup (lifestyle). Misalnya seperti gaya hidup untuk tidak membeli pakaian secara berlebihan dan bisa juga untuk membiasakan membeli produk yang ramah lingkungan. Dengan cara itulah membuat generasi muda menjadi melek dan sadar tanggung jawab lingkungan merupakan tanggung jawab bersama sampai masa yang akan mendatang.

5. Menggunakan transportasi umum

Perubahan iklim selain disebabkan oleh efek gas rumah kaca juga bisa terjadi polusi dari pabrik dan transportasi. Apabila tidak diatasi permasalahan tersebut, maka akan menimbulkan masalah yang baru.

Pada beberapa kota di Indonesia telah disediakan transportasi umum untuk menunjang masyarakat, sekaligus cara kita untuk mengurangi polusi udara. Dengan harga yang terjangkau dan mudah dalam melakukannya.

Dari beberapa cara-cara yang sudah dijabarkan di atas bisa dilakukan baik generasi muda hingga yang tua.

Namun, peran generasi muda sekaligus sebagai agen perubahan ini menjadi harapan yang baik untuk kelangsungan hidup pada masa yang akan datang.

220