Home Kesehatan Belum Ada Data Kasus Pneumonia Mycoplasma Anak di Indonesia, IDAI Minta Jangan Ada Kepanikan Masyara

Belum Ada Data Kasus Pneumonia Mycoplasma Anak di Indonesia, IDAI Minta Jangan Ada Kepanikan Masyara

Jakarta, Gatra.com- Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Rina Triasih, M.Med (Pead), Ph.D, Sp.A (K) mengatakan, Mycoplasma pneumonia merupakan salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak yang sudah lama dikenal di dunia kedokteran. Bakteri ini terutama menyerang anak usia sekolah, yakni di atas 5 tahun.

"Gejala pneumonia akibat Mycoplasma pneumonia  sama seperti gejala pneumonia pada umumnya, dan biasanya gejalanya lebih ringan," katanya dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (3/12).

Baca juga: RSUI: Pengobatan Pneumonia Tergantung Penyebab dan Komorbid

Pada anak dengan daya tahan yang menurun dapat menyebabkan kondisi yang berat. Waktu yang diperlukan untuk timbulnya gejala sejak kuman masuk ke dalam tubuh cukup panjang, tidak secepat virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan IDAI, Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyampaikan bahwa saat ini belum ada data resmi dari Kementerian Kesehatan RI dan pelacakan kuman penyebab pneumonia (kecuali virus influenza) pada anak di Indonesia belum rutin dilakukan.

Sehingga belum ada data pasti apakah terjadi peningkatan jumlah kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae pada anak di Indonesia.

​​​​​​Baca juga: Waspada Kasus Pneumonia Mycoplasma pada Anak di Cina, Ini Fakta Penjelasan dari IDAI

Sebagai informasi, pada awal November 2023 Cina melaporkan adanya peningkatan jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan. Pada akhir November 2023 dilaporkan adanya kluster dengan “undiagnosed pneumonia” pada anak di Cina Utara, yang belum jelas apakah kejadian ini berhubungan dengan peningkatan kasus infeksi sistem pernapasan yang dilaporkan sebelumnya, atau merupakan kejadian yang terpisah.

Laporan dari Cina tersebut mengidentifikasi beberapa bakteri dan virus penyebabnya, yaitu Mycoplasma Pneumoniae, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan SARS COV-2. Namun tidak ada informasi terkait derajat keparahan penyakit dan angka kematian akibat penyakit tersebut.

Meski demikian, IDAI menegaskan, peningkatan jumlah kasus undiagnosed pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia di China merupakan informasi yang perlu dicermati, diwaspadai, dan ditindaklanjuti, tetapi tidak perlu menimbulkan kepanikan di masyarakat.

Baca juga: Dokter Spesialis Paru RSUI Paparkan Faktor Resiko Pneumonia

Gejala pneumonia biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran napas atas berupa demam, batuk dan pilek selama 3-5 hari, yang diikuti dengan sesak (napas cepat).

Pneumonia dapat dicegah dan dapat diobati. Perilaku hidup bersih sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker, pemberian ASI eksklusif, vitamin A dosis tinggi, nutrisi dengan gizi seimbang, dan vaksinasi lengkap merupakan beberapa upaya untuk mencegah terjadinya pneumonia pada bayi dan anak.

Pemberian antibiotika yang tepat dan rasional oleh dokter merupakan pengobatan yang efektif pada anak dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.

102