Home Ekonomi Kepala Bappenas Blak-blakan soal Jalan Terjal Pemerintah dalam Membangun Ekonomi Biru di RI

Kepala Bappenas Blak-blakan soal Jalan Terjal Pemerintah dalam Membangun Ekonomi Biru di RI

Jakarta, Gatra.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa mengungkapkan Indonesia memiliki potensi laut yang luas untuk modalitas pembangunan ekonomi biru. Namun, ia menilai saat ini untuk mencapai tersebut ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam membangun ekonomi Biru.

“Perjalanan untuk mencapai yang kita cita-citakan tadi menuju blue ekonomi ini masih terjal saya kira masih banyak challenge yang harus kita jawab,” kata Suharso dalam acara Indonesia’s Blue Economy Development pada, Senin (18/12).

Salah satu tantangan tersebut adalah, tingkat kemiskinan di Daerah pesisir lebih tinggi dari Daerah non-pesisir. Lalu, limbah plastik juga merupakan tantangan besar dalam pelestarian ekosistem perairan Indonesia.

Ie menyebut, diperikraan Limbah Plastik di Indonesia pada 2022 mencapai 12.87 Juta Ton per tahun. Dan sekitar 72% sampah plastik tidak terolah Sebagai dampak dari kurangnya infrastruktur dan manajemen pengolahan sampah.

Tantangan selanjutnya adalah, kontribusi gross domestic product (GDP) dari sektor biru masih rendah yakni hanya sebesar 7% dan laju pertumbuhan di bawah laju pertumbuhan GDP nasional. “Kontribusi PDB maritim kita master relatif masih kecil masih 7% padahal kita punya potensi yang begitu besar,” ujarnya.

Kemudian, pembangunan ekonomi biru di Indonesia juga menghadapi tantangan perubahan iklim yang mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Perubahan iklim juga mengakibatkan permukaan air laut mengalami percepatan, ini dapat menyebaban banjir di daerah pesisir dan tenggelamnya habitat-habitat yang ada di daratan. Pengukuran terbaru pada Juni 2023 air laut di Indonesia telah naik sebanyak 4,0 mm.

Dengan demikian, Suharso menilai, Indonesia memerlukan Indonesia blue ekonomi road map yang disusun untuk mengembangkan ekonomi biru yang inklusif.

“Isi dari road map ini adalah bagaimana mengelolah keberlanjutan terhadap sumber daya pesisir dan laut kita lalu ekonomi yang berbasis pengetahuan yang didukung oleh riset yang kuat,” jelasnya.

Tujuan dari road map ini, adalah untuk menciptakan kemakmuran, memastikan lingkungan laut yang sehat, memperkuat ketahanan dan kepentingan generasi-generasi yang akan datang.

Peta jalan ini juga mencakup empat pilar utama yaitu mengamankan laut yang sehat tangguh dan produktif. kemudian meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kesehatan kesejahteraan dan kemakmuran dan menciptakan lingkungan yang mendukung.

Untuk diketahui, The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksikan nilai tambah ekonomi berbasis perairan atau ekonomi biru mencaoai US$30 triliun pada 2030 mendatang.

Ekonomi biru juga diproyeksi mampu menciptakan sekitar 12 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030. Ekonomi biru juga mampu menyediakan energi terbarukan 40 kali lebih besar, serta lebih dari enam kali pipat ketersediaan pangan yang berkelanjutan pada 2050.

Ekonomi biru juga memiliki potensi keuntungan dan investasi laut yang berkelanjutan sekitar US$15,5 triliun pada 2050 mendatang.

35