Home Ekonomi Masalah Ketahanan Pangan Kompleks, Ekonom: Food Estate Bukan Solusi

Masalah Ketahanan Pangan Kompleks, Ekonom: Food Estate Bukan Solusi

Jakarta, Gatra.com - Mengedepankan program Food Estate dinilai bukan menjadi solusi ketahanan pangan Indonesia. Hal ini dikarenakan kompleksitas masalah pangan di tanah air bukan hanya dititikberatkan pada persoalan pasokan pangan. Namun, banyak hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam menyusun sebuah solusi ketahanan pangan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti. Ia berpandangan, solusi atas masalah ketahanan pangan harus mempertimbangkan berbagai aspek.

"Jadi Tantangan ya bukan hanya di supply dan perluasan lahan. Tapi juga harus menyentuh aspek lain seperti teknologi dan sebagainya," tutur Esther dalam sebuah diskusi daring, Jumat lalu.

Ia pun belum melihat keberadaan food estate dapat menjadi solusi atas masalah pangan tersebut. Apalagi, keberadaan Food estate pun sejatinya harus melingkupi aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan kesehatan.

"Kalau ada food estate yang buat hutan gundul, sehingga ada probel banjir, tanah longsor, itu sebaiknya dievaluasi," kata Esther

Esther pun mengungkapkan, permasalahan ketahanan pangan dari sisi petani, salah satunya ada pada kendala bahan baku. Selain akses pupuk yang tak mudah, petani pun mengeluhkan harga pupuk yang mahal. Belum lagi, petani juga masih mengalami tantangan pada harga komoditas yang sering merosot saat panen.

"Tantangan ini pun masih menjadi masalah, karena belum adanya strategi ketahanan pangan yang pas dan detail," jelas dia.

Masalah pangan lainnya adalah stabilitas harga pangan di pasar. Esther menyebut harga beras yang tak kunjung turun, bahkan ketika pemerintah sudah mengimpor beras.

"Artinya, bisa jadi ada faktor-faktor lain yang mesti dibenahi. Misalnya, biaya logistik atau perkara distribusi," ungkapnya.

116