Home Ekonomi Beras Bantuan Pemerintah Masih Andalkan Impor, Bulog: Semoga Panen Lokal MT 1 Menggembirakan

Beras Bantuan Pemerintah Masih Andalkan Impor, Bulog: Semoga Panen Lokal MT 1 Menggembirakan

Karanganyar, Gatra.com- Perum Bulog saat ini masih mengandalkan beras impor untuk mengisi gudangnya. Bulog menanti produktivitas beras lokal hasil panen masa tanam 1 tahun 2024, terutama untuk menyalurkan bantuan pangan pemerintah. Pimpinan Bulog Perum Solo, Andy Nugroho mengatakan hal itu usai menyalurkan bantuan pangan pemerintah secara simbolis di pendopo rumah dinas bupati Karanganyar, Selasa (30/1).

Ia membenarkan jika beras yang disalurkan ke wilayah kerjanya di eks Karisidenan Surakarta sebagian besar bukan bersumber produk lokal melainkan impor. Ia mengatakan paceklik terjadi merata di Indonesia termasuk wilayah Jateng dan Soloraya akibat El Nino. Produktivitas pangan menurun sehingga lumbung padi tak menyisakan gabah yang dilepas ke pemerintah. Untuk mencukupi kebutuhan nasional, impor beras terpaksa dilakukan.

"Serapan dari petani sudah habis di 2023. Untuk menyalurkan bantuan pangan ini, kami pakai beras impor. Ada sekitar 16 ribu ton di gudang yang dipakai menyalurkan bantuan beras di Soloraya pada termin awal 2024," kata Andy.

Jika hanya mengandalkan stok di gudang itu, ia memprediksi tidak akan cukup menyuplai kebutuhan distribusi beras bantuan pemerintah sampai Juni 2024. Sehingga, ia berharap hasil panen MT 1 2024 pada bulan Maret-April di wilayahnya melimpah. Merujuk data tahun 2023, Bulog Surakarta menyerap gabah hasil panen petani di wilayah Solo Raya sebanyak 2.500 ton setara beras, memasuki musim panen MT 1. Dengan melihat curah hujan merata, diharapkan produktivitas pangan pulih.

Sementara itu penyaluran bantuan pangan kali ini dipercepat guna menekan harga beras yang melambung. Menurut panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (29/1/2024), harga beras medium tercatat naik 0,07% menjadi Rp13.430 per kilogram, sedangkan beras premium naik 0,26% menjadi Rp15.280 per kilogram.

Angka tersebut berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium.

Andy mengatakan baantuan pangan tersebut disalurkan pemerintah untuk menekan harga beras di pasaran yang kini terus merangkak naik. Diharapkan bantuan beras untuk dikonsumsi dan bukan untuk diperjualbelikan. Bantuan ini disalurkan pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat. Selain itu juga upaya mengendalikan inflasi di tengah melonjaknya harga beras akibat dampak musim kemarau panjang.

Bantuan pangan beras mulai disalurkan kepada 73.872 warga miskin penerima di Karanganyar. Penyaluran tersebut merupakan tahap pertama di tahun 2024. Dimana masing-masing menerima bantuan beras sebesar 10 kilogram. "Bantuan beras akan disalurkan selama enam bulan ke depan, besarannya 10 kg beras setiap bulan," kata dia.

Pj Bupati Karanganyar Timotius Suryadi merasakan dampak paceklik akibat El Nino. Bahkan petani sampai membeli beras di pasar lantaran lumbungnya kosong. "Bantuan pangan ini sangat dinanti. Menstabilkan harga beras. Meski Karanganyar lumbung padi, tetap terdampak," katanya.

108