Home Nasional BP2MI: Pemerintah Gencar Jajaki Peluang Kerja Sama Penempatan PMI

BP2MI: Pemerintah Gencar Jajaki Peluang Kerja Sama Penempatan PMI

Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Rinardi mengungkapkan bahwa Penyusunan Rencana Startegis (Renstra) 2025-2029 baru ini akan mengevaluasi hasil pekerjaan BP2MI sepanjang 5 tahun ke belakang berdasarkan Renstra 2020-2024.

"Kita harapkan dari Renstra ini adalah bagaimana kita melihat, mengevaluasi hasil pekerjaan yang kita lakukan khususnya ini kaitannya dengan perlindungan dan pelayanan kepada PMI dan keluarganya selama 5 tahun ini," ujar Rinaldi, usai menggelar kick-off meeting Renstra, di Hotel Orchardz Industri, Kemayoran Jakarta, pada Selasa (30/1).

Rinardi menjelaskan bahwa pelayanan PMI selama 5 tahun ini merujuk pada Renstra 2020-2024 dan berdasarkan Undang-Undang nomor 18 tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

"Di dalam pelaksanaannya masih banyak sekali hal-hal yang memang menjadi catatan kita, baik kekurangan maupun juga beberapa hal yang juga key oportunity yang tidak bisa kita tangkap. Tapi kemudian kita coba evaluasi kembali, kita tuangkan dalam Renstra baru," jelasnya.

"Jadi ini PR kita masih banyak. Pertama, kita memastikan negara-negara penempatan membuka kembali border-nya untuk bisa kirimkan tenaga-tenaga kerja kita, tapi di sisi lain juga memastikan bahwa pekerja yang kita kirim itu memiliki skill. Kalau bisa medium skill atau high skill," lanjutnya.

Rinardi menyebut, saat ini pemerintah tengah gencar menjajaki peluang kerja sama melalui skema G to G (Government to Government) dengan sejumlah negara. Hingga kini sudah ada empat negara yang sudah berhasil diajak bekerja sama yakni Jerman, Korea, Jepang dan terakhir Arab Saudi.

"Kemudian Presiden memerintahkan untuk membuka (penempatan skema G to G) kurang lebih 18-19 negara baru. Nah inilah tugas kita tadi, memastikan bahwa negara di tempat yang bisa hadir untuk bisa mengirimkan tenaga-tenaga kerja terbaiknya ke negara-negara," ucapnya.

36