Home Pendidikan Open Recruitment Magang MBKB, Dekan FH UP: Seleksinya Ketat

Open Recruitment Magang MBKB, Dekan FH UP: Seleksinya Ketat

Jakarta, Gatra.com – Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila (FH UP), Prof. Dr. Eddy Pratomo, mengatakan, pihaknya melakukan seleksi ketat untuk menghasilkan mahasiswa yang akan mengikuti program magang Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di suatu institusi atau perusahaan.

Eddy dalam acara temu Mitra Magang FH UP di UP, Jakarta, menyampaikan, awalnya pihak FH UP mecari perusahaan atau instansi yang menerima magang bagi mahasiswa kemudian menjalin kerja sama program magang MBKM.

Pihak perusahaan atau institusi, lanjut Eddy, memberika kriteria atau kualifikasi keahlian yang dibutuhkan untuk mengisi suatu posisi untuk mahasiwa magang. Pihak FH UP melakukan open recruitment Magang MBKM melalui Career Empowerment Programme (CEP).

Ia menyampaikan, tidak semua mahasiswa yang mengikuti seleksi itu lolos karena seleksinya cukup ketat untuk mendapatkan kandidat-kandidat yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan mitra.

“Kita ada rekrutmen, tidak semua kita dapat terima, ada105 lebih [yang lolos]. Kemudian kita wawancara mereka mau ke mana [dan di bidang apa],” ujarnya.

Ia menjelaskan, program magang MBKM ini sangat bagus untuk menempa mahasiswa siap masuk dunia kerja setelah lulus. Ini sebagaimana tujuan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim.

Pasalnya, lanjut Eddy, mahasiswa banyak tidak siap ketika memasuki dunia dunia kerja setelah menjadi sarjana, bahkan mungkin hingga tingkat magister atau doktoral. Menurutnya, hal itu mungkin terjadi karena beberapa faktor, di antaranya karena menempati posisi yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan kompetensi. Kemudian, bisa juga karena memang kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya tidak siap.

Untuk mengatasi gap dan mengetahui perkembangan kompetensi baru yang dibutuhkan, kata Eddy, pihaknya melakukan pertemuan dengan mitra kerja tempat magang mahasiswa FH UP dari berbagai perusahaan, institusi pemerintahan, hingga law firm atau kantor hukum pada Jumat (2/2).

“Maksud pertemuan ini kita ingin meminta masukan dan saran dari para mitra bagaimana persyaratan mahasiswa yang dibutuhkan selain yang selama ini kita lalui dengan cara seleksi,” katanya.

“Kita ingin dengan para mitra ini bagaimana caranya supaya mahasiswa ini pada semester terakhir bisa bersama-sama bersinergi suatu perusahaan atau kantor,” katanya.

Prof. Eddy menyampaikan, sinergi FH UP dengan sejumlah puluhan mitra melalui program magang MBKM dapat pengalaman berharga bagi mahasiswa dan ketika kembali ke kampus, mereka bisa menularkan pengalamannya tersebut kepada teman-teman satu angkatan dan adik kelasnya.

Program magang MBKM ini melibatkan dosen pembimbing untuk memonitor mahasiswa magang agar sesuai dengan tujuan dan harapan dari progam tersebut. Di akhir magang, para mahasiswa memberikan laporan terulis yang nantinya dibahas.

“Dilakukan melalui semacam diskusi atau presentasi, apa saja yang didapat selama magang. Sehingga peserta magang ini membawa laporan yang lengkap dan ada penilaian dari partner. Dengan magang ini mahasiwa semakin kaya mendapat masukan-masukan,” ujarnya.

Eddy lebih lanjut menyampaikan, laporan magang ini bisa menjadi pengganti skripsi jika memenuhi kriteria atau persyartan. Ia mencontohkan, misal ada mahasiswa yang magang di Kemlu, kemudian dilibatkan dalam tim pembuat naskah pidato Menlu di Mahkamah Internasional pada 19 Februari nanti.

“Pidatonya bagus. Kalau mahasiswa magang dilibatkan kan riset, banyak dokumen, yurispidensi, baca perkara Israel Palestina di persidangan Afrika Selatan, kalau diajak begitu,” katanya.

“Nanti dokumen-dokumen itu bisa dimintakan ke Kemlu untuk penilaian magang. Dia telah membuat draft awal pidatonya menteri, keren. Makanya enggak usah skripsi. Ini seperti maunya Pak Nadiem. Di sini belum ada,” ujarnya.

Managing Partners/Senior Lawyer pada Kantor Hukum (Law Firm) Ardians & Co, menyampaikan, pihaknya telah bermitra dengan FH UP untuk porgam magang mahasiswa hukum. Pihaknya telah menerima 8 mahasiswa magang FH UP, terbanyak pada tahun 2021 mencapai 3 orang.

Ia menjelaskan, karena kantor hukum (law firm)-nya di bidang litigasi sesuai tugas dari advokat, maka pihaknya memperkenalkan bagaimana praktik menjadi advokat atau lawyer kepada mahasiswa magang.

“Saya ajari mereka kalau mau jadi lawyer gini caranya, basic knowlarge-nya dulu sama pengalaman praktik. Saya juga diajarin lawyer hingga akhirnya tertarik menjadi lawyer. Saya minta yang ingin jadi lawyer,” ujarnya.

Ia menilai, anak-anak magang dari FH UP ini terbilang oke sehingga pihaknya kembali memperpanjang kerja sama sebagai mitra dengan FH UP untuk program magang ini. “Pancasila ini termasuk kampus yang serius mempersiapkan program magang mahasiswa ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Career Empowerment Programme FH UP, Cipta Indralestari Rachman, S.H., M.H., menyampaikan, saat ini FH UP sudah mempunyai 24 mitra, setelah salah satu perusahaan nikel akan bergabung untuk menyelenggarakan program magang dari mahasiwa FH UP.

Sedangkan untuk magang semester genap 2023/2024, FH UP melakukan Open Rercuitment Magang MBKM. Pendaftarannya dibuka mulai 25 Januari sampai dengan 4 Februari 2024. Adapun persyaratannya, mahasiswa aktif dan minimal semester 6, transkrip nilai, sudah mengambil mata kuliah wajib semester 1-4 (body of knowledge), IPK minimal 3.00, sudah menempuh 86 SKS, tidak sedang menyusun skripsi, berkomitmen menjalani proses magang, dan bersedia ditempatkan pada mitra magang FH UP yang sudah ditentukan.

76