Home Ekonomi Pj Gubernur Jateng Heran Lumbung Padi Terdampak Inflasi

Pj Gubernur Jateng Heran Lumbung Padi Terdampak Inflasi

Karanganyar, Gatra.com- Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengaku heran wilayah penghasil pangan dan lumbung padi Jawa Tengah ikut terdampak inflasi dan mengalami fluktuasi harga sembako. Menurutnya perlu kajian komprehensif menyikapi fenomena tersebut.

"Iya, Karanganyar lumbung padi. Jateng juga lumbung padi. Tapi setelah panen, hasilnya lari ke Jakarta, Surabaya. Sedangkan sekarang terjadi inflasi di daerah lumbung padi Jawa Tengah. Seharusnya bisa mengatasi jika inflasi. Ini perlunya kajian komprehensif," kata Nana dalam sambutannya di pasar murah sembako di kantor Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jateng, Rabu (7/2).

Ia mendorong tim pengendali inflasi daerah memantau pergerakan harga sembako di pasar, kemudian berkoordinasi dengan Bulog dan lintas sektoral agar stok tercukupi dan mengurai macetnya distribusi barang.

Sementara itu Pj Bupati Karanganyar Timotius Suryadi menyampaikan angka surplus beras di wilayahnya 150 ribu ton. Panenan petani mencukupi kebutuhan mandiri dan pasar. Hanya saja, en nino berdampak pada kontinuitas bercocok tanam pada tahun 2023.

"Pasar murah ini salah satu solusi menekan harga sembako di pasaran. Peran pemerintah sangat didamba masyarakat. Pada tahun ini akan ada pasar murah 12 kali. Belum lagi yang diselenggarakan pemprov," katanya.

Di lokasi pasar murah, ratusan warga mengantre dilayani petugas bulog di stan penjualan beras. Tersedia 5 ton beras kualitas medium yang dijual Rp51 ribu per lima kilogram, beras premium Rp69.000 per lima kg, minyak goreng merek Minyak Kita Rp13.500 per liter, gula pasir dijual Rp14.500 per kg. Gula pasir dan beras paling banyak diburu warga karena jauh lebih murah dari harga pasaran. Program khusus subsidi pangan mewajibkan pembeli menunjukkan KTP untuk bisa menebus komoditas non beras seperti gula dan minyak goreng.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishakpan), Dyah Lukisari mengatakan Gerakan Pangan Murah ini dilaksanakan rutin merupakan kali ketujuh digelar di wilayah Jawa Tengah. Sebelumnya digelar di Klaten, Semarang, Salatiga dua kali dan Banjarnegara dua kali.

Kegiatan ini tidak ada hubungannya dengan hajat besar penyelenggaraan Pemilu. Gerakan pangan murah digelat sebagai upaya stabilisasi harga dan menekan inflasi. Di tahun lalu, Gerakan Pangan Murah telah digelar sebanyak 500 kali. Di tahun ini direncanakan sebanyak 450 kali di Jawa Tengah.

"Kami sediakan lima ton beras, dua ton gula dengan harga jual bisa ditebus murah. Untuk beras satu kilonya Rp10.500 dan gula Rp14.500. Telur ayam Rp23.000 per kg," kata dia.

162