Home Ekonomi Greens Dorong Penggunaan Teknologi untuk Atasi Masalah Pangan

Greens Dorong Penggunaan Teknologi untuk Atasi Masalah Pangan

Jakarta, Gatra.com – Co-Founder dan Chief Business Officer Greens, Erwin Gunawan, mengatakan, pihakya berupaya mencegah kehilangan sumber pangan (food loss) dan menghadirkan sumber nutrisi terbaik dengan menggunakan teknologi untuk atasi masalah pangan.

Erwin dalam konferensi pers mengenai the futer urban farming di Jakarta, Rabu (13/3), menyampaikan, persoalan pangan sudah menjadi problem yang serius bukan hanya di Indonesia, tetapi dunia.

“Masalah pangan ini sudah sangat serius, ini bukan hanya Indonesia tapi dunia, itu sudah mulai ketar ketir,” katanya.

Sekitar 3 tahun lalu, lanjut Erwin, digelar konferensi dunia di Eropa untuk membahas pangan. Para pembicaranya adalah profesor dan ahli dari berbagai bidang untuk mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global terhadap pertanian.

“Bisa enggak kalau pertanian kita ini memenuhi kebutuhan pangan. Kalau dengan perubahan iklim itu kebutuhan pangan akan aman. Kalau dihitung-hitung kita butuh 3 planet lagi untuk menanam,” katanya.

Para ahli dalam konferensi tersebut, lanjut dia, berpendapat demikian karena 52% lahan di dunia sudah rusak dan tidak bisa ditanami. Sebesar 70% air yang dipakai untuk pertanian itu hanya 3% dari air tawar sedangkan sisanya air laut.

Ketersediaan air tawar untuk pertanian saat ini kian menyusut lagi, yakni sekitar 1,3% karena kerusakan alam, di antaranya akibat pembabatan hutan dan alihfungsi lahan, misalnya menjadi permukiman, perkantoran, dan lain sebagainya.

“Banyak pertanian gagal karena tidak cukup air, hama, dan sebagainya. Terus solusinya bagaimana, pertanian tidak bisa kayak dulu lagi,” katanya.

Menurut para ahli, ada dua solusi, yakni mencari planet baru ketiga atau mengubah sistem pertanian yang lebih efektif dan efisien. Pertanian ini membutuhkan banyak variabel, di antaranya cahaya Matahari, kelembapan, dan seterusnya.

“Teknologi yang mendorong pertanian merupakan masa depan kita semua untuk menghasilkan sumber pangan secara mandiri,” ujarnya.

Menurut Erwin, teknologi memiliki potensi yang luar biasa untuk membantu Greens dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan. Pihaknya mendapat dukungan sejumlah mitra untuk mewujudkan pertanian tersebut.

“Dengan dukungan dari Westcon, Merkle, dan AWS, kami yakin dapat terus berinovasi bahkan kini kami telah berhasil memotong hingga 50% waktu panen dan menghasilkan tenaman yang bernutrisi tinggi,” kata Erwin.

Ia menjelaskan, dengan menggunakan teknologi terkini, pihanya telah memiliki sejumlah lahan pertanian, yakni di Grand Hayyat Hotel, Jakarta, dan Bali. Salah satu tanamannya adalah mikro green yang disebut sayuran sultan karena harganya sangat mahal.

“Itu lebih mahal dari wagyu. Ini yang untuk garnish. Kenapa? Karena itu susah ditranspot dan tidak mudah ditumbuhan, harus di dataran tinggi maka otomatis mahal,” katanya.

Ada tiga lokasi efficient agriculture technology garden di Grand Hayyat sehingga mendapatkan tanaman yang riil time. Apa yang ditanam tidak melalui supply chain,” katanya.

Erwin menjelaskan, pihaknya tengah mengembangkan sistem ini dan berupaya menggandeng lebih banyak lagi hotel, rumah sakit, dan sekolah agar mereka bisa bercocok tanam dan menghasilkan yang terbaik.

“Sekarang sudah di beberapa lokasi, Jakarta dan Bali, rumah sakit on going, hotel sudah lebih 10, sekolahan sudah ada. Kita terus kembangkan karena kita percaya pertanian is important,” katanya.

Country Manager Westcon Indonesia, Ivan Agus, menyampaikan, pihaknya dan Merkle Innovation Technology memiliki visi yang sama, yakni memberikan nilai bisnis yang lebih besar kepada para customer dengan dukungan teknologi AWS.

“Mendukung modernisasi di Greens untuk menjadi bagian dari kegiatan ekonomi kreatif di Indonesia tentunya menjadi hal yang membanggakan untuk kami,” kata Ivan.

CEO Markle Innovation Technology, Ricky Utomo, menyampaikan, pihaknya bersama Westcon Indonesia dan AWS hadir untuk memberikan solusi inovatif kepada para klien dan mengidentifikasi model bisnis yang tepat.

Ricky mengungkapkan, pihaknya sangat senang menjadi bagian perjalanan digital transformasi Greens, khususnya dalam penerapan teknologi disrupsi dan pengelolaan big data.

“Bersama-sama kami siap untuk mendefinisikan kembali bagaimana kita dapat memajukan pertanian dan mengurangi sampah makanan di Indonesia,” ujarnya.

Erwin menambahkan, sesuai data, jumlah limbah dan sampah makanan di Indonesia mencapai 20 hingga 48 juta ton per tahun sejak 2019–2000.

38