Home Ekonomi Ekonom Soroti Stimulus Pemerintah Belum Optimal Gerakkan Perekonomian di Kuartal I-2024

Ekonom Soroti Stimulus Pemerintah Belum Optimal Gerakkan Perekonomian di Kuartal I-2024

Jakarta, Gatra.com - Institute for Development fo Economic and Finance (Indef) menilai upaya Pemerintah dalam menstimulus perekonomian belum optimal. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2024 masih rendah.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai 5,11% secara tahunan (year on year/yoy).

BPS mencatat Konsumsi rumah tangga pada kuartal awal ini tumbuh sebesar 4,91% yoy. Komponen ini berkontribusi sekitar 54,93% yoy terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indef Ahmad Heri Firdaus menilai laju dari konsumsi rumah tangga masih belum optimal, dan dapat ditingkatkan lagi di atas pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2024 yaitu 5,11% yoy.

Pasalnya, realisasi dari belanja pemerintah pusat pada periode tersebut meningkat mencapai 23,1% pada kuartal I-2024. Belanja tersebut dialokasikan untuk pemilihan umum (pemilu) 2024 dan bantuan sosial yang meningkat dari tahun lalu yang diasumsikan dapat mendongkrak konsumsi lebih tinggi.

“Kenapa? Karena kalau misalnya pertumbuhan kontributor utama konsumsi rumah tangga ini tubuhnya masih di bawah pertumbuhan ekonomi secara umum, maka ini kita akan sulit untuk berakselerasi seperti itu,” kata Heri dalam acara diskusi publik bertajuk Catatan Kritis Ekonomi Indonesia pada Kuartal Pertama, Selasa (7/5).

Heri menjelaksan bahwa, komponen pembentuk pertumbuhan yang tumbuh signifikan lainnya adalah konsumsi pemerintah dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), masing-masing tumbuh sebesar 19,90% dan 24,29%. Kedua komponen ini juga berkontribusi terhadap pertumbuhan pada kuartal I-2024 masing-masing sebesar 6,25%, dan 1,43%.

Menurutnya, kontribusi pemerintah dan LNPRT tersebut belum dapat menjadi stimulus penggerak perekonomian Indonesia untuk lebih tinggi lagi.

“Harapanya adalah untuk menggerakkan perekonomian di instrumen yang lainnya atau di komponen yang lainnya, seperti kalau misalnya gelontoran anggaran dari pemerintah itu diharapkan bisa menstimulus konsumsi masyarakat kemudian juga bisa menstimulus investasi sampai ke ekspor seperti itu. Nah tapi kelihatannya di sini belum sampai ke sana gitu ya,” imbunya.

Artinya kata Heri, stimulus yang diberikan dari sisi produksi dan konsumsi tersebut belum tepat sasaran dan belum bisa menggerakan perekonomian secara optimal.

“Jadi upaya pemerintah untuk melakukan stimulus perekonomian ini tampaknya belum berhasil,” jelasnya.

29