Home Politik Aktivis Anti Perdagangan Manusia Minta Polda NTT Tegas

Aktivis Anti Perdagangan Manusia Minta Polda NTT Tegas

Kupang, Gatra.com - Aliansi kemanusiaan untuk kasus human trafficking khusus wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (6/5) melakukan aksi demo di Mapolda NTT. Mereka minta Kapolda NTT dan jajarannya serius menangani kasus –kasus yang selama ini mandek ditangan penyidik.

“Sudah banyak sekali kasus trafficking yang ditangani selama ini hanya mengendap di Polda NTT. Bahkan diadiamkan. Ada apa dibalik semua ini? Karena itu kami minta Kapolda dan jajarannya harus mempertangungjawabkan semua kasus yang mengendap ini,” kata Ardi Milik dalam orasinya di depan Mapolda NTT.

Dia melanjutkan, khusus untuk kematian para TKI dan TKW, NTT termasuk penyumbang peti mati terbesar di Indonesia. “Menyedihkan sekali. Apa–apa aparat polda NTT tidak bisa mengusust ini? Ingat periode Januari sampai April 2019 NTT sudah menerima 41 peti jenasah para TKI/YKW dari malaysia dan negara lainnya. Karena itu Polda NTT jangan diam dan hanya menonton. Usut para pelaku yang merekrut,” kata Ardi.

Dia menyebutkan sejumlah kasus TKI/TKW bermasalah asal NTT sesuai fakta hukum ada oknum anggota Polda NTT yang ikut bermain sebagai perekrut. “Oknum –oknum itu sudah diproses hukum. Sudah divonis. Anehnya kaki tangan mereka di lapangan terus bekerja merekrut secara ilegal. Apa Polda hanya melihat ini?" tanya Ardi.

Para orator lainnya meneriakan soal kematian TKW Adelina Sau di Malaysia yang diperlakukan tidak manusia. Setelah dianiaya babak belur, sekarat, kemudian disuruh tinggal di kandang babi, makan bersama babi sampai meninggal. “Anehnya hakim Malaaysia malah membebaskan majikan Adelina Sau,” kata Paca, orator lainnya.

Namun soal putusan hakim di Malayia kata Pace itu tidak bisa diintervensi karena di negara orang. Tetapi para pelaku perekrut lapangan hanya lima asal Kabupaten TTS yang sudah diadili dan divonis penjara.

Anehnya aktor utama, yang memalsukan dokumen dan membuat Paspor Adelina Sau di Blitar Jawa Timur sampai hari ini tidak tersentuh karena sesuai informasi dia itu orang kuat.

"Jadi kami minta agar Polda NTT berkoordinasi dengan Polda Jatim mengusut aktor utama di Jawa Timur. Karena selama ini banyak TKI/TKW berkas dokumen Paspor diproses di Jawa Timur, Batam dan Kalimantan. Jadi tolong usut, orangnya legal tetapi dokumennya illegal, dipalsukan dngan identitas lain,” jelas Pace.

Dalam demonstrasi ini juga hadir Pendeta Emi Sahertian, S.Th, Suster Laurentin Sumarni, S.Sp.S, Suster Genovena Amaral, S.Sp.S. Mereka diterima Wadir Krimum Polda NTT AKBP Anton Nugroho didampingi Kasubdit III, Kompol Alex AP Lunggi.

Kepada AKBP Anton Nugroho mereka minta agar Polda NTT jangan diam, harus mengusut tuntas para actor pelaku trafficking. “Selama ini yang ditangkap dan diproses hukum hanyalah anak buah, kaki tangan di lapangan. Sementara para aktor utama belum pernah dijamah,” kata Pendeta Emi Sahertian, S.Th.

Menanggapi semua pernyataan ini AKBP Anton Nugroho mengatakan Polda NTT sudah berupaya maksimal menangani semua kasus human trafficking. “Khusus mereka di NTT kami tangani dan sebagian besar sudah divonis. Sementara di Propinsi lain ditangani personil Polisi disana. Kami hanya koordinasi saja. Namun kami berjanji akan segara menanyakan perkembangan penanganannya,” kata AKBP Anton Nugroho.

1979