Home Internasional Pasca Kasus Pemerkosaan, Khotbah Ulama Kashmir Fokus pada Hak-Hak Perempuan

Pasca Kasus Pemerkosaan, Khotbah Ulama Kashmir Fokus pada Hak-Hak Perempuan

Srinagar, Gatra.com - Setelah kasus seorang gadis yang bunuh diri akibat berulang kali diperkosa oleh ayahnya selama bertahun-tahun merebak di India, lusinan ulama di Kashmir berjanji untuk mendedikasikan khotbah Ramadan mereka dengan membicarakan hak-hak hidup perempuan.

Perwakilan dari sebuah dewan para pemimpin dan cendekiawan agama Muslim di Kashmir, Muttahida Majlis-e-Ulema (MMU) mengatakan mereka ingin menggunakan bulan suci ini untuk menyoroti tantangan hidup yang dihadapi perempuan di wilayah sengketa tersebut, sekaligus rumah bagi salah satu pemberontakan yang paling lama berjalan di dunia.

Khotbah-khotbah yang dihadirkan akan membahas meningkatnya kasus kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu juga soal masalah kesehatan mental yang dihadapi perempuan di Kashmir.

Baca Juga: Protes Mencuat Setelah Hakim Agung India Dibebaskan dari Kasus Pelecehan Seksual

"Kejahatan seperti itu, pemerkosaan, telah meningkat di sini. Kami ingin membuat wanita sadar tentang hak-hak mereka sendiri dan juga menyadarkan para pria dan pemuda," kata kepala MMU, Mirwaiz Umar Farooq, dikutip dari Reuters, Kamis (9/5).

Menurut pemerintah India, kejahatan dan kekerasan seksual terhadap perempuan melonjak 8% menjadi 3.168 kasus pada 2017 dari 2.915 tahun sebelumnya. Farooq juga mengatakan Kashmir sedang menghadapi masa-masa sulit, juga menyalahkan konflik yang telah berlangsung lama antara militan separatis dan pasukan India yang ditempatkan di sana karena mengabaikan hak-hak perempuan.

Banyak Muslim di Kashmir India telah lama membenci apa yang mereka lihat sebagai pemerintahan daerah Himalaya. Di sisi lain, pemberontakan separatis telah berkecamuk sejak 1989. "Para ulama kami di seluruh papan termasuk Syiah, Sufi, Salafi, Sunni sepakat tentang ini. Kami ingin mendidik perempuan tentang hak-hak mereka," lanjutnya.

Baca Juga: Sekda: Pelaksanaan Syariat Islam Sudah di Jalur yang Benar

Farooq juga menyerukan agar perempuan diberi akses lebih besar ke masjid. Banyak aturan diantaranya tidak memungkinkan mereka untuk masuk, meskipun beberapa masjid memiliki pintu masuk terpisah khusus perempuan.

Beberapa aktivis seperti kepala Pusat Studi Sosial dan Pembangunan Kashmir, Hameeda Nayeem menyambut baik langkah tersebut. Dia mengatakan para pemimpin agama memiliki kekuatan untuk mengubah sikap dan meningkatkan kesadaran. Tetapi yang lain menganggapnya sebagai basa-basi dan mendesak para pemimpin Muslim di wilayah itu untuk fokus pada perubahan konkret, seperti mengakhiri praktik poligami dan memastikan hak waris yang sama bagi perempuan.

 

 

 

 

https://www.reuters.com/article/us-india-religion-women/kashmirs-muslim-clerics-to-focus-on-womens-rights-during-holy-month-idUSKCN1SE1TW

3333