Jakarta, Gatra.com - Berbagai usaha telah dilakukan Iwan Faisal (60), demi meminta keadilan atas kejadian tragis yang menimpa dirinya, Mei 1998 silam. Dari Komnas HAM hingga kedutaan, tidak ada satupun yang bersedia mendampingi dia. 

"Aku sudah bosan bolak-balik ke Komnas HAM, disana cuman ditanyai nama dan alamat saja dan katanya akan dihubungi tapi sampai detik ini, tidak ada pihak Komnas HAM yang menghubungi saya," ucap Iwan saat ditemui di TPU Pondok Rangon, Senin (13/5)

Iwan pun ingin sekali bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia berjanji akan menceritakan kejadian kelam yang dialami hingga dalang dibalik kerusuhan tersebut. 

"Kalau ada yang menemani saya bertemu dengan beliau akan saya ceritakan kejadian baik yang menimpa diri saya ataupun yang saya lihat. Saya ini adalah saksi hidup dari tragedi Mei 1998. Saya juga akan membeberkan kalau dalangnya ini adalah pria tinggi besar dengan rambut cepak," tuturnya.

Iwan menceritakan kronologis kejadian dimana saat itu dirinya sedang menjalankan tugas dan kemudian motor Yamaha King, yang dikendarainya dihentikan oleh sekelompok orang. Iwan menuturkan setelah motornya diberhentikan, dirinya menerima kekerasan fisik hingga dibakar menggunakan bensin motornya.

"Pas lagi akan menjalankan tugas, motor saya diberhentikan secara tiba-tiba oleh sekelompok orang dan dipaksa turun. Setelah itu, saya dipukuli oleh mereka yang berjumlah kurang lebih 20 orang dan kemudian dibakar sama satu orang menggunakan bensin motor yang waktu itu masih penuh. Kejadiannya di Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat pukul 16:00 WIB pada 14 Mei 1998 lalu," ceritanya.