Home Ekonomi Transformasi Logistik Diharapkan Berikan Banyak Keuntungan

Transformasi Logistik Diharapkan Berikan Banyak Keuntungan

Jakarta, Gatra.com - Data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa lima sektor industri prioritas masih menghadapi masalah logistik. Khususnya, efisiensi dan transparansi end-to-end rantai pasok.

"Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah telah menetapkan agenda perbaikan alur aliran material di dalam 10 agenda prioritas Making Indonesia 4.0. Selain itu, memetakan kebutuhan teknologi yang memungkinkan adanya traceability, transparansi, dan akuntabilitas end-to-end," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Rabu (16/10).

Dalam era revolusi industri ke-4 ini, lanjut Sigit, sektor logistik juga mengalami transformasi dengan beberapa penerapan teknologi. Transformasi logistik 4.0 ini berpengaruh terhadap rantai pasok kelak.

Baca Juga: Tak Patuhi Aturan Impor, Menkeu Cabut Izin PLB 5 Importir

"Transformasi logistik 4.0 sangat diperlukan mengingat adanya tren sosial dan bisnis meliputi: smart containerization (untuk peti kemas, palet, dan kemasan), flexible manufacturing, fair and responsible logistik, serta cold chain," katanya.

Logistik 4.0 diyakini akan mendorong perubahan metode dan cara pertukaran data. Selama ini, metode pertukaran data dilakukan dengan data bilateral yang kurang efisien. Di masa mendatang menjadi platform digital yang meningkatkan keamanan dan kemudahan akses pada informasi rantai pasok secara keseluruhan.

Selain itu, logistik 4.0 ini juga bisa meningkatkan kepastian atas keaslian dan imutabilitas dokumen digital. Bahkan, meningkatkan kolaborasi ekosistem dan kepercayaan alur kerja lintas organisasi. Terpenting, terjadi penurunan biaya administrasi yang jauh lebih murah. Sebab mengeliminasi biaya untuk memindahkan dokumen fisik lintas batas internasional.

Baca Juga: Bea Cukai Juanda Paparkan Upaya Menekan Dwelling Time

Sigit berharap, dengan adanya transformasi ini, anggaran biaya logistik dapat ditekan. Pasalnya, saat ini biaya logistik Indonesia mencapai sekitar 24% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Serta diharapkan bisa meningkatkan indeks kinerja logistik Indonesia yang saat ini masih berada di bawah negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam, India, dan Cina," pungkas Sigit.

574