Home Gaya Hidup Film 'Semesta' Pilih 7 Lokasi, Ini Alasan Nicholas Saputra

Film 'Semesta' Pilih 7 Lokasi, Ini Alasan Nicholas Saputra

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan PT. Talamedia memproduksi film berjudul Semesta. Dokumenter tersebut dibuat dengan tujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap perubahan iklim. Nantinya akan ada tujuh lokasi yang disorot di film ini.

"Kita lakukan riset dan mencari informasi terkait orang yang melakukan sesuatu untuk menjaga lingkungan. Hal tersebut dipengaruhi faktor agama, sosial, dan budaya di masing-masing tujuh provinsi tersebut," kata Komisaris PT. Talamedia, Nicholas Saputra saat ditemui di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Selasa (22/10).

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman menyebutkan ketujuh tempat tersebut yakni: Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Aceh, Yogyakarta, dan Jakarta. 

Baca Juga: KLHK dan Nicholas Saputra Garap Dokumenter 'Semesta'

Aktor tersebut menjelaskan untuk di Aceh, diambil lokasi di salah satu desa paling ujung Sumatera. Di sana, pemimpin desanya melakukan penjagaan dan hidup berdampingan dengan damai bersama gajah di sekitarnya. Lalu untuk Kalimantan, dipilih area Sungai Utik. Dusun di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar) tersebut mendapatkan penghargaan Kalpataru pada 2019 karena menjaga 9.000 hektare lahan adat. Di sana juga akan melihat praktik masyarakatnya menjaga lingkungan.

"Sementara di Papua tepatnya Pulau Misool, kami pilih karena adanya kampung yang mempraktekkan sasi yaitu larangan untuk mengambil sesuatu dari hutan ataupun laut. Sementara di NTT, yakni Flores ada seorang Romo yang menginisiasi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sebab dia khawatir akan penggunaan genset yang menghaislkan asap," jelas Nicholas.

Baca Juga: KLHK Yakin Kondisi Hutan Indonesia Masih Baik

Selanjutnya, untuk Yogyakarta, terdapat satu keluarga yang mempraktekkan cocok tanam yang hasilnya dapat menyerupai hutan. Langkah ini dinilai baik dan menjadi insipirasi. Di Bali, akan mengambil proses Nyepi dimana berkontribusi untuk kurangi karbondioksida yang keluar dalam sehari.

"Di Jakarta, ada pasangan muda yang mencoba membangun pelatihan cocok tanam secara urban. Kami menyoroti hal tersebut," tutur dia lagi.

Film Semesta sendiri tidak melakukan kerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tetapi, pihaknya tetap menghubungi LSM di tujuh provinsi tersebut untuk informasi tambahan dan akses menjangkau lokasi.

 

1054