Home Milenial Juara Umum MTQ Kabupaten, Warga Air Hitam Malah Kecewa

Juara Umum MTQ Kabupaten, Warga Air Hitam Malah Kecewa

Sarolangun, Gatra.com – Pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-20 tingkat Kabupaten Sarolangun, Jambi yang diadakan di Desa Lubuk Resam Kecamatan Cermin Nan Gedang (CNG) daerah itu secara resmi telah selesai dan telah ditutup pada Kamis (24/10) malam, Kecamatan Air Hitam keluar sebagai juara umum untuk pertama kalinya. 

Namun capaian tersebut rupanya tidak membuat warga Kecamatan Air Hitam bangga, tapi memunculkan kekecewaan bagi mereka. Pasalnya, menurut mereka capaian prestasi tersebut bukan asli hasil dari putra-putri asli daerah itu melainkan hasil carteran atau mengambil kafilah dari luar.

Kekecewaan tersebut di antaranya muncul dari Kafrawi, warga Desa Baru Kecamatan Air Hitam yang juga juara 1 Tilawah dewasa putra MTQ tingkat Kecamatan daerah itu pada September lalu.

"Hati tidak bisa dibohongi, Bang. Saya dan semua peserta MTQ Kecamatan tentu merasa kecewa. Sehingga banyak dari anak-anak yang tidak mau lagi ikut MTQ. Ini yang kami takutkan. Info yang saya dapatkan, cuma satu orang anak Kecamatan Air Hitam yang dipakai," katanya kepada Gatra.com, Jumat (25/10).

Kafrawi mengatakan, bahwa dari hasil tersebut tidak ada rasa kebanggaan yang dirasakannya karena meraih prestasi bukan dari asli kafilah daerah itu.  

Kafrawi menyebut, untuk ke depan pihaknya butuh pembinaan dan pelatih dari luar bila perlu. Sehingga tiap tahun tidak perlu lagi pihak Kecamatan mencarter peserta dari luar.

"Cuma itu harapan kami ke depannya, agar anak - anak Air Hitamlah yang seharusnya diikutkan ke MTQ Kabupaten. Sudah dua tahun ini anak-anak Air Hitam tidak diikutkan. Saya sebagai Anak Air Hitam, juga sebagai juara satu di MTQ Kecamatan sangat prihatin dengan perkembangan bakat Islami anak-anak Air Hitam," kata Kafrawi.

Kekecewaan lain juga muncul dari para tokoh agama daerah itu salah satunya ketua yayasan Al-Irfaniyah MTs Babussalam Mentawak Baru, Zainal Arifin. Ia mengaku juga ikut bangga tapi sekaligus juga kecewa dengan capaian tersebut.

"Kami ikut bangga walau agak kecewa," kata Zainal Arifin singkat. Ia enggan menjawab apa penyebab ia kecewa terhadap hasil tersebut ketika dikonfirmasi Gatra.com, Jumat (25/10) sore.

Menanggapi berbagai respons tersebut. Camat Air Hitam, Bustra Desman mengatakan bahwa terkait banyaknya kafilah yang dicarter dari luar karena memang tidak ada aturan yang melarangnya. Ia menganggap kafilah yang asli dari Kecamatan pun belum mumpuni untuk meraih hasil maksimal di MTQ tingkat kabupaten.

"Untuk yang ada saat ini masih sangat butuh pembinaan, dan kita di Kecamatan ini masih sangat terbatas karena masih minim sekali anggarannya. Lagian di tingkat kabupaten pun tidak ada aturan yang melarang untuk membawa peserta dari luar atau hasil carteran," katanya, ketika dikonfirmasi Gatra.com, Jumat (25/10).

Bahkan menurut Bustra, terkait persoalan carteran atau memakai kafilah dari luar itu, jangankan untuk tingkat Kabupaten. Tingkat Provinsi pun masih carteran alias memakai kafilah dari luar daerah.

"Jangankan di tingkat kabupaten antar kecamatan. Di tingkat provinsi antar kabupaten pun masih carteran alias memakai kafilah dari luar daerah kita ini," kata Bustra Desman.

Makanya ke depan, terkait persoalan ini ia berharap peran masing-masing stakeholder dapat berjalan baik dan secara maksimal mampu memanfaatkan peran Lembaga Pembinaan Tilawatil Quran (LPTQ) yang telah ada di Pemerintah Kabupaten.

"Iya, makanya kita pertanyakan. Mana peran Kementerian agama (Kemenag) dan bagian Kesra di Pemkab. Ini harapan kita ke depan agar dalam hal pembinaan ini lebih maksimal lagi," ujarnya.

1963