Home Ekonomi KCN Potong Biaya Logistik dengan Teknologi Digital

KCN Potong Biaya Logistik dengan Teknologi Digital

Jakarta, Gatra.com - Perkembangan tekologi digital turut memengaruhi industri pelabuhan. Proses bongkar muat yang cepat tanpa meninggalkan banyak kebocoran material atau kerusakan semakin diperlukan.

Hal tersebut demi efisiensi waktu dan biaya sehingga pelabuhan di Indonesia mampu bersaing dengan negara tetangga. Salah satunya dilakukan oleh PT Karya Citra Nusantara. Penggunaan teknologi dalam beberapa hal tertentu memang dapat memangkas tenaga kerja manusia, tapi ada beberapa hal yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.

“Penggunaan teknologi di pelabuhan semakin dibutuhkan untuk memperoleh hasil kerja yang efektif dan efisien,’’ terang Direktur Utama PT KCN, Widodo Setiadi di Jakarta. Sebagai perbandingan, untuk bongkar muat batu bara sebanyak 5.000 ton, bisa diselesaikan dalam masa sehari dengan menggunakan excavator.

Bandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia yang hanya bisa sekitar 300 ton perhari. Demikian juga dengan bongkar muat tiang pancang dengan berat sekitar 6-8 ton/tiang pancang yang tidak bisa mengandalkan tenaga manusia.

Makanya dipergunakan crane yang mampu memindahkan hingga 2.000 ton/hari. Contoh lainnya adalah bongkar muat semen bag oleh crane yang mampu mengangkut sekitar 2.000 ton/hari. Selain menghemat waktu, penggunaan teknologi juga menghemat biaya buruh.

“Sejak hadirnya pelabuhan KCN, tarif bongkar muat telah berkurang signifikan. Dulu di Tanjung Priok saat masih menerima barang curah batu bara dikenakan tariff sekitar Rp 24.000/ton. Sekarang di KCN hanya dikenakan tariff sekitar Rp 17.600/ton,’’ papar Direktur Pemasaran KCN Amir Prasetyo.

Perubahan tarif bongkar juga berlaku di bongkar muat pasir dari Rp 22.000/ton, maka dengan penggunaan sistem digital turun menjadi Rp 14.500/ton. Sejauh ini, kegiatan operasional Pier 1 yang sudah efetif digunakan sepanjang 800 meter sebagai pelabuhan barang curah.

Selain penggunaan crane dan excavator dengan sistem digital KCN juga menggunakan alat pengikis debu untuk mengurangi polusi, dan dalam waktu dekat akan menggunakan CCTV demi memantau proses bongkar muat di pelabuhan.

Penggunaan CCTV juga akan mengurangi kecurangan yang terjadi saat bongkar muat barang. “Penggunaan CCTV ini kami ingin para tenant bisa mengamati dan mengawasi secara langsung/live proses bongkar muat barang di pelabuhan. Jika terjadi kehilangan material, kerusakan atau proses bongkar muat yang lama, tenant bisa langsung mengetahui penyebabnya,” tutur Widodo.

Pembangunan Pelabuhan Marunda terus berjalan, khususnya penyelesaian pembangunan Pier 2 dan 3. KCN terus berupaya mengembangkan sistem bongkar muat yang semakin efektif dan efisien sehingga mampu menurunkan biaya logistik nasional Tidak hanya menggunakan peralatan dengan sistem digital, KCN juga tengah berupaya mengembangkan keahlian sumber daya manusia sehingga mampu menggunakan peralatan yang semakin canggih.

Hal tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) untuk menciptakan SDM yang unggul dengan sertifikasi yang diakui.

Sehingga saat Ppier 2 dan 3 selesai dibangun dan siap digunakan, KCN sudah memiliki tenaga kerja yang bersertifikasi serta siap mengembangkan usaha menjadi pelabuhan yang tidak hanya menampung barang curah tapi bisa menampung container.

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR